Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Capres: Pencitraan Minim Isi

Kompas.com - 13/06/2009, 14:03 WIB
Editor

JAKARTA, KOMPAS.com- Meski pada dasarnya bersifat 'kosong', pencitraan sangat diperlukan dalam ajang 'jual diri' menjelang Pemilihan Presiden 2009. Cenderung tak ada isinya karena hanya sekedar bertujuan membakar emosi.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazhali mengatakan, pasangan calon harus memperhatikan dua hal penting dalam era pencitraan, yaitu pemeriksaan dana kampanye dan attacking campaign.

"Itu harus betul-betul ketat dilakukan dan ini syarat dari era pencitraan," tutur Effendi dalam rilis survei Soegeng Sarjadi Syndicate di Hotel Four Season, Sabtu (13/6).

Oleh karena itu, menurut Effendi, pada masa sekarang kampanye pasangan calon harus dikondisikan untuk 'menyerang'. Tidak bisa tidak, ungkapnya.

"Memang, pencitraan itu 80 persen, isinya memang kosong. 20 persen saja paling yang bisa diambil," lanjut Effendi.

Effendi mencontohkan iklan capres 'SBY, Presidenku' dengan tagline 'Partai boleh beda, SBY presidennya' "Apa isinya? Tidak ada isinya itu, tapi emosi kita saja yang dibakar. Yang jauh berpengaruh di situ adalah hegemoni. Iklan politik memang kosong dan butuh attacking," tandas Effendi.

Pencitraan memang hanya menjangkau wilayah psikologis calon pemilih sebagai upaya untuk mempersepsikan siapa kita. Effendi menggambarkannya tak lebih daripada sebuah bayang-bayang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Terkini Lainnya

Kompolnas Minta Komandan yang Diduga Minta Setoran ke Bripka Andry Diperiksa

Kompolnas Minta Komandan yang Diduga Minta Setoran ke Bripka Andry Diperiksa

Nasional
KPK Duga Sekretaris MA Hasbi Hasan Ikut Nikmati Aliran Suap Hakim Agung Rp 11,2 M

KPK Duga Sekretaris MA Hasbi Hasan Ikut Nikmati Aliran Suap Hakim Agung Rp 11,2 M

Nasional
Eks Komisaris Wika Beton Diduga Terima 7 Kali Transferan Senilai Rp 11,2 M Terkait Suap Hakim Agung

Eks Komisaris Wika Beton Diduga Terima 7 Kali Transferan Senilai Rp 11,2 M Terkait Suap Hakim Agung

Nasional
Pemkot Jambi Laporkan Siswi SMP ke Polisi, Menko PMK: Kritik Itu Penting

Pemkot Jambi Laporkan Siswi SMP ke Polisi, Menko PMK: Kritik Itu Penting

Nasional
IPW Desak Kapolri Berantas Praktek Bawahan Setor Uang ke Atasan

IPW Desak Kapolri Berantas Praktek Bawahan Setor Uang ke Atasan

Nasional
Mahfud Nyatakan Satgas TPPU Masih Bekerja, Kasus Rafael Alun Dibuka Terus

Mahfud Nyatakan Satgas TPPU Masih Bekerja, Kasus Rafael Alun Dibuka Terus

Nasional
Update 6 Juni: Kasus Covid-19 Bertambah 362 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.809.130

Update 6 Juni: Kasus Covid-19 Bertambah 362 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.809.130

Nasional
Pemerintah Terima 36 Mobil Listrik BMW Seri 7 untuk KTT ASEAN Plus

Pemerintah Terima 36 Mobil Listrik BMW Seri 7 untuk KTT ASEAN Plus

Nasional
KPU: Sumbangan Dana Kampanye Tetap Wajib Dilaporkan

KPU: Sumbangan Dana Kampanye Tetap Wajib Dilaporkan

Nasional
Senyum Merekah Megawati Beri Kado untuk Jokowi, Foto Deklarasi Ganjar Capres

Senyum Merekah Megawati Beri Kado untuk Jokowi, Foto Deklarasi Ganjar Capres

Nasional
KPK Tahan Eks Komisaris PT Wika Beton yang Jadi Penghubung Suap Hakim Agung

KPK Tahan Eks Komisaris PT Wika Beton yang Jadi Penghubung Suap Hakim Agung

Nasional
Usulan Kenaikan Anggaran Polri untuk Amankan Pemilu 2024 dan DOB Papua

Usulan Kenaikan Anggaran Polri untuk Amankan Pemilu 2024 dan DOB Papua

Nasional
BMKG Minta Masyarakat Waspadai Potensi Curah Hujan Sangat Rendah September Nanti

BMKG Minta Masyarakat Waspadai Potensi Curah Hujan Sangat Rendah September Nanti

Nasional
BERITA FOTO: Jokowi Disebut Dukung Penuh Ganjar Saat Pidato di Rakernas PDI-P

BERITA FOTO: Jokowi Disebut Dukung Penuh Ganjar Saat Pidato di Rakernas PDI-P

Nasional
Eks Komisaris Wika Beton Pakai Rompi Oranye KPK

Eks Komisaris Wika Beton Pakai Rompi Oranye KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com