Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juli, Harga Susu Diperkirakan Naik

Kompas.com - 01/06/2009, 21:33 WIB

 

BANDUNG, KOMPAS.com -  Harga susu segar diperkirakan naik mulai bulan Juli mendatang sebagai dampak pemberlakuan kembali bea masuk susu impor sebesar lima persen mulai 1 Juni 2009. Kendati belum menyentuh titik ideal, kebijakan tersebut dinilai akan meningkatkan daya tawar susu peternak di hadapan industri pengolahan susu (IPS).

Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Barat Dedi Setiadi mengatakan, harga susu peternak tidak dapat otomatis naik setelah bea masuk susu impor dikenakan sebesar lima persen. "Harga pembelian IPS terhadap susu segar peternak sekitar Rp 3.200-Rp 3.600 per kilogram, masih lebih tinggi dibandingkan harga di pasar internasional yang berkisar Rp 2.900-Rp 3.100 per kilogram," ujarnya di Bandung, Senin (1/6).

Dedi juga mengemukakan, mulai 1 Juni 2009 kemarin, sebagian industri pengolahan susu seperti Frisian Flag, Danone, Ultrajaya, Indolakto, dan Diamond, tetap menurunkan harga pembeliannya Rp 100 per kilogram. Sebelumnya, bulan Mei lalu, PT Nestle juga telah menurunkan harga pembelian susu dari koperasi sebesar Rp 150 per kilogram.

Namun demikian, Dedi menilai, pemberlakuan bea masuk susu impor sebesar lima persen, masih terlalu kecil. Hal ini karena harga susu segar dalam negeri jauh lebih rendah dibandingkan harga di tingkat peternak sejumlah negara produsen susu besar seperti Australia yakni Rp 4.400 per kilogram.

"Informasi yang kami dapatkan, harga susu di tingkat peternak negara produsen besar justru lebih tinggi dibanding harga ekspornya. Artinya, pemerintah Australia memberikan subsidi kepada peternak," jelasnya.

Dedi mengatakan, besaran bea masuk susu impor ideal yang mampu membuat kondisi peternak sapi perah dalam negeri kembali bergairah berkisar 15 persen. Dengan demikian, dapat tercipta keseimbangan antara harga susu impor dan susu lokal sehingga dimungkinkan level playing field yang seimbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com