Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naskah Kuno Perlu Diselamatkan!

Kompas.com - 29/05/2009, 03:20 WIB

"Ini masih kurang. Sehingga Perpusnas bersama peneliti, pengkaji naskah dan lainnya perlu segera menerbitkan naskah kuno lainnya yang masih menggunakan bahasa Jawa kuno, Batak, Sansekerta, Belanda, Arab kuno, Bugis, Sunda dan Melayu," katanya menjelaskan.

Oleh sebab itu, perlu juga peranan pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung penelitian naskah-naskah kuno, yang sama sekali belum terjamah.

Di Jawa Barat sendiri, dari 1.000 naskah Sunda kuno yang ada, hanya 10 persennya saja yang sudah dilakukan penelitian.

Manajemen Perpusnas, Jakarta, mengaku, pihaknya kesulitan untuk mendapatkan naskah-naskah kuno (manuskrip) yang ada di sejumlah daerah di Indonesia, padahal seharusnya naskah itu harus disimpan di Perpustakaan Nasional sebagai bahan rujukan penelitian.

"Kami kesulitan untuk mendapatkan naskah kuno di sejumlah daerah, terutama naskah-naskah kuno milik kerajaan," kata Plt Kepala Perpustakaan Nasional, Lilik Soelistyowati.

Selain itu, masih banyaknya kepercayaan masyarakat (mitos) mengenai keampuhan naskah-naskah kuno yang disimpannya, sehingga mereka enggan untuk menyerahkannya ke pepustakaan nasional.

"Untuk mengambil naskah-naskah kuno harus melalui prosedur yang relatif lama, seperti ritual-ritual dan perizinan dari pihak kerajaan, sehingga kami kesulitan mendapatkan naskah tersebut," tuturnya.

Ia berpendapat, seharusnya mereka menyerahkan naskah kuno tersebut ke perpustakaan sesuai UU No 43/2007 tentang perpustakaan, yang menyebutkan, bahwa Perpustakaan Nasional memiliki tugas menginventarisasi naskah-naskah kuno yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.

Selama ini ada naskah kuno yang diperdagangkan ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura, terutama naskah kuno Melayu.

"Mereka mencari naskah kuno melayu karena kedua negara tersebut ingin menjadi pusat kebudayaan Melayu, padahal naskah kuno Melayu itu kebanyakan dari Indonesia," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com