JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Amanat Nasional (PAN) tak sepenuh hati mendukung paket SBY-Boediono sebagai pasangan capres dan cawapres. Melanjutkan dukungan, tak lebih pada menghormati moral politik dan konsekuen dengan komitmen yang dibuat partai. Seperti diketahui, elite PAN, Amien Rais, termasuk yang menentang cawapres SBY, Boediono.
"PAN sudah membuat keputusan berkoalisi dengan Demokrat pada Rakernas 2 Mei lalu. Kita berada dalam sebuah dilema ketika saudara kita, Hatta Radjasa, tidak dipilih. Tapi, karena moral dan sudah berkomitmen, maka tidak mudah diingkari," kata Amien, dalam jumpa pers seusai pembukaan Rakornas PAN, Selasa (26/5) di Jakarta.
Jika PAN mengingkari keputusan partai, menurut dia, akan menimbulkan persepsi publik yang negatif. "Pilihannya terus berkoalisi dengan Demokrat atau keluar. Tapi kalau keluar, rakyat akan melihat PAN sebagai bunglon politik," ujar Amien.
Perolehan suara PAN yang hanya sekitar 6 persen tidak bisa menjadi modal untuk menekan SBY menjatuhkan pilihannya pada Hatta Radjasa. Tim sukses SBY-Boediono yang akan dibentuk PAN, diingatkan Amien, harus berdasarkan landasan pokok yaitu membuat PAN akan lebih kuat.
"Kita harus menjauhi sikap jumawa dan terlalu percaya diri. Mengapa? Karena ijtihad politik kita bisa benar dan bisa keliru," ujar mantan Ketua MPR ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.