Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY-Boediono dan Mega-Pro "Perang", JK-Wiranto Tunggu "Bola Muntah"

Kompas.com - 21/05/2009, 11:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dimajukannya jadwal kampanye pilpres dari 13 Juni menjadi 29 Mei membuat suhu 'panas' percaturan politik akan mendidih lebih cepat dalam waktu yang cukup lama. Pertarungan 'udara' melalui iklan diyakini akan menjadi media yang paling dikejar oleh ketiga pasangan calon. Pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali, menilai, perang udara antarpara calon akan memperlihatkan penguatan citra diri masing-masing.

Peperangan seru akan terjadi di dua kubu pasangan calon, yaitu SBY-Boediono vs Mega-Prabowo. Mengapa? Kedua calon ini membangun image yang seolah-olah kontra satu sama lain. Terlebih, "perang terbuka" juga sudah dimulai sejak iklan-iklan kampanye pada pemilu legislatif lalu.

"SBY akan memperkuat pencitraan dirinya sebagai presiden yang perfect, diterima dunia, dan iklan-iklan nantinya akan mengarah ke hal-hal yang sifatnya personal, seperti testimoni guru atau orang-orang terdekat," ungkap Effendi kepada Kompas.com, Kamis (21/5), menebak konsep iklan kampanye yang akan digulirkan tim sukses SBY-Boediono.

Kubu SBY diyakininya juga akan kembali memasang iklan program-program pemerintah, seperti BLT dan PNPM Mandiri. Tim kampanye Mega-Prabowo menurutnya akan menggunakan strategi langsung serang.

"Mega-Prabowo kan karakter iklannya selama ini hampir sama. Kemungkinan mereka akan kembali membuat iklan yang menyerang langsung kebijakan pemerintah dengan mengatasnamakan wong cilik," ungkap dia.

Bagaimana dengan JK-Wiranto? Posisi JK-Wiranto dinilai berada di tengah-tengah perseteruan dua kubu lawannya. "JK-Wiranto nanti posisinya akan menunggu bola, mengambil manfaat dari dua kubu lain yang saling serang. Sambil menunggu, dia akan kembali mengklaim hal-hal yang dia kerjakan selama mendampingi SBY," ujar pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi UI ini.

Effendi mengingatkan, selain membangun dan memperkuat citra, pasangan calon presiden dan wakil presiden juga harus memikirkan strategi ekspansi pemilih. "Artinya, merangkul calon pemilih yang selama ini belum masuk dalam cluster pemilihnya. Kalau hanya menggarap lapisan pemilih yang sudah ada selama ini, tidak akan berpengaruh besar," kata Effendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com