JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan hingga kini masih sulit menerima figur Boediono yang diusung sebagai cawapres oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPP PAN Dradjad Wibowo, di sela penyerahan pendaftaran capres dan cawapres JK-Win, di Kantor KPU, Jakarta.
"Dalam Rakernas PAN memutuskan akan berkoalisi dengan Partai Demokrat. Tetapi Pak Amien menyatakan dengan gamblang kepada SBY dalam beberapa kali pertemuan dan surat-menyurat. Bahwa beliau masih sulit menerima figur Boediono," papar Dradjad, Jakarta, Sabtu (16/5).
Menurutnya, hal tersebut bukan karena bakal cawapres yang disodorkan oleh PAN kepada SBY, yakni Hatta Radjasa tidak dipilih, tetapi karena label yang melekat pada Boediono.
"Boediono itu labelnya sama-sama Jatim dan Islam yang kurang. Sehingga sulit bagi Pak Amien untuk kampanye di kantong-kantong PAN," ujarnya.
Ia mengaku, saat ini PAN masih mengkaji dan menimbang suara PAN. "Suara PAN masih dikaji dan ditimbang dan akan direkomendasikan bersama," tuturnya.
Namun, lebih jauh ia tidak mengatakan secara gamblang apakah dukungan PAN akan beralih kepada pasangan JK-Win. Ia hanya menegaskan Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN Amien Rais tidak meghadiri acara deklarasi SBY-Boediono, di Bandung, Jumat (15/5) malam, dan telah bertemu dengan JK pada malam yang sama.
"JK tadi malam berkunjung ke Amien Rais di PP Muhammadiyah. Dan hari ini saya ditugaskan untuk mengikuti pendaftaran JK. Suara PAN akan menentukan dalam pilpres," paparnya.
Sementara itu dari Cikeas dilaporkan, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir memutuskan membawa gerbong PAN tetap menjadi mitra koalisi Demokrat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.