Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Mega Harus Cepat Bertindak

Kompas.com - 02/05/2009, 15:08 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Analis politik Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Teguh Yuwono, Sabtu, mengatakan, Megawati Soekarnoputri harus bertindak mengingat Jusuf Kalla sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden berdampingan dengan Wiranto dalam Pemilu Presiden 2009.

"Kalau Mega tidak cepat bertindak, akan ketinggalan dalam memperebutkan pasangan calon wakil presiden (cawapres), sebab bagi PDI Perjuangan (PDI-P), sepertinya posisi Mega sebagai capres sudah menjadi harga mati," katanya.

Ia mengatakan, langkah JK-Wiranto mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres dalam Pilpres 2009 merupakan 'gertakan politik' melihat partai-partai lain cenderung lamban dalam melakukan penjajakan.

Menurut dia, 'gertakan politik' yang dilancarkan oleh JK-Wiranto memiliki dampak paling besar terhadap Mega dan Prabowo Subianto. "Mereka (JK-Wiranto) ingin menunjukkan bahwa langkahnya lebih cepat dari Mega dan Prabowo yang tak kunjung mencapai kata sepakat," katanya.

Sebab, kata Teguh, Mega dan Prabowo sama-sama bersikukuh untuk menjadi capres. "Padahal, waktunya sudah semakin sempit dan mendekati pilpres, sehingga langkah cepat harus diambil oleh Mega, apakah Mega akan melirik figur lain, atau Prabowo justru yang akan melunak dan bersedia menjadi cawapres," ujarnya.

Berkaitan dengan pengaruh 'gertakan politik' tersebut terhadap Susilo Bambang Yudhoyono, Teguh menilai tidak akan berpengaruh apa pun sebab SBY ibarat sudah berada di atas angin. "Kalau SBY tidak perlu dikhawatirkan, sebab peluangnya menggandeng cawapres sangat besar, misalnya menggaet Hidayat Nur Wahid atau Akbar Tandjung," lanjutnya.

Ia memperkirakan, pertarungan dalam Pilpres 2009 mendatang akan diwarnai oleh tiga pasangan capres dan cawapres. "Dengan deklarasi JK-Wiranto, maka pasangan tersebut menjadi salah satunya, kemudian dua pasangan lain akan menempatkan SBY dan Mega sebagai capres, tinggal menunggu langkah mereka berdua untuk menggandeng cawapres nantinya," katanya.

Disinggung tentang peluang di antara ketiga pasangan capres dan cawapres tersebut, ia mengatakan, peluang besar masih dimiliki oleh SBY dan Mega. "Oleh karena itu, semuanya tergantung kesigapan Mega untuk menggandeng cawapres, sebab kalau terlalu lambat dikhawatirkan akan tertinggal dan tidak memiliki peluang ikut dalam pertempuran Pilpres 2009," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com