Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, KPK Bahas Khusus soal IT KPU

Kompas.com - 22/04/2009, 16:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus meningkatkan pembuktian dugaan korupsi dalam pengadaan alat teknologi informasi penghitungan suara pemilihan umum di KPU. Rencananya, pada Kamis (23/4) KPK akan menggelar rapat internal membahas soal itu.

"Nanti dari hasil itu (pembahasan) baru bisa ditetapkan apakah dapat dilanjutkan ke tingkat penyelidikan atau tidak," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi SP kepada wartawan di Gedung KPK, Rabu (22/4).

Pembahasan yang akan dipimpin langsung oleh Ketua Tim Evalusi dan Pencegahan Korupsi Pemilu 2009 Haryono Umar tersebut, lanjut Johan, rencananya akan mempelajari semua informasi yang diperoleh KPK terkait penyimpangan-penyimpangan hasil penghitungan pileg sementara yang menggunakan alat IT senilai Rp 170 miliar.

"Kewenangan KPK berkaitan dengan (mekanisme) pengadaan alat tersebut, tentunya berkaitan rekanan pengadaan alat IT itu," kata Johan.

Sementara soal permintaan keterangan-keterangan terhadap pihak-pihak terkait, Johan menegaskan, hingga hari ini belum ada rencana pemanggilan terhadap siapa pun. "Mungkin (perlunya) pemeriksaan baru akan ditetapkan setelah (pembicaraan) besok," ujarnya.

Sebelumnya pada Selasa (21/4), Ketua KPK Antasari Azhar mengungkapkan, Komisi sedang mendalami dugaan ketidakmampuan alat IT yang digunakan KPU dalam penghitungan suara hasil pileg. Selain lambatnya hasil penghitungan, terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil penghitungan.

"Masalah teknis seperti kesalahan teknis (penghitungan) angka ICR (intelligent character recognition) dari 0 menjadi 9. Lalu ada penghitungan di mana caleg mendapat 100 juta suara juga masalah SDM yang belum siap," ujarnya.

Padahal, lanjut Antasari, penyimpangan tidak seharusnya terjadi karena KPU menggunakan alat penghitungan senilai Rp 170 miliar. "Kalau hasil penelitian kami memang pengadaan alat itu tersendat, kami perlu lakukan pengecekan bagaimana perencanaannya, juga kenapa SDM tidak siap," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com