Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Tetap Saja Pakai Gaya Lama

Kompas.com - 25/03/2009, 05:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu Legislatif 2009 sudah jauh berbeda dari Pemilu Legislatif 2004 dan sebelumnya. Namun, hampir semua partai politik, termasuk ketua umumnya, tetap saja menggunakan gaya lama dalam berkampanye secara terbuka. Mestinya partai menyampaikan ide inovatif.

Demikian dikatakan anggota Fraksi Partai Golkar DPR, Yuddy Chrisnandi, Selasa (24/3) di Jakarta. Ide inovatif itu, misalnya, penjelasan yang akan dilakukan seorang calon anggota legislatif (caleg) ketika duduk sebagai anggota DPR dan membuat kontrak politik dengan rakyat.

Dalam Pemilu 2009, Yuddy tak mencalonkan diri sebagai anggota DPR lagi. ”Ide inovatif untuk memperbaiki DPR itu, misalnya, berjanji memberikan keleluasaan kepada anggota DPR untuk menyalurkan aspirasi rakyat yang diwakilinya dengan menghapuskan lembaga recall oleh partai dan memperkuat Badan Kehormatan atau pengawasan fraksi agar anggota DPR tak berperilaku korup,” katanya.

Pada Pemilu 2009 rakyat memiliki kesempatan memilih langsung nama wakil rakyat yang dicalonkan partai politik. ”Sebab itu, pemilu seharusnya dijadikan wahana oleh caleg untuk melakukan kontrak politik dengan rakyat,” ujar Yuddy.

DPR bersih dari korupsi

Dari Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, dilaporkan, Partai Keadilan Sejahtera menggelar kampanye terbuka di Lapangan Karebosi. Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta menyatakan kemenangan partainya dalam pemilu penting untuk mewujudkan DPR yang bersih dari korupsi. Dalam kampanye itu, caleg dari PKS berikrar untuk menjadi anggota legislatif yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam orasinya, Anis menyatakan, ”Kami ingin membersihkan DPR dari koruptor dan mengharumkan nama Sulawesi Selatan. DPR sekarang ini dikenal sebagai lembaga yang paling korup. Sampai sekarang sembilan anggota DPR ditangkap karena korupsi dan yang memalukan sebagian besar berasal dari Sulsel.”

Di Yogyakarta, Panitia Pengawas Pemilu DI Yogyakarta mengindikasikan kampanye terbuka Partai Golkar di Alun-alun Utara Yogyakarta, Selasa, melanggar Undang-Undang Pemilu. Sebab, dalam kampanye dengan juru kampanye Aburizal Bakrie itu, Golkar membagi-bagikan hadiah berupa 23 motor, 10 televisi, dan 10 telepon genggam kepada peserta kampanye.

”Ada indikasi politik uang,” kata Ketua Panwas DI Yogyakarta Agus Triyatno.

Namun, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar DIY Dedy Suwadi mengatakan, pembagian hadiah itu bukan merupakan bentuk politik uang. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008, yang disebut politik uang adalah pemberian uang/hadiah disertai dengan permintaan memilih. ”Itu bukan money politics, tetapi berbagi barokah,” ucapnya.

Di Jakarta, Selasa, simpatisan dan kader Partai Demokrasi Pembaruan menggelar kampanye terbuka dengan kerja bakti massal membersihkan saluran air, sampah, dan pengasapan nyamuk demam berdarah di sejumlah daerah di Ibu Kota.(Tim Kompas)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com