Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Budi Daya Nila, Omzet Lebih dari Rp 11 Juta

Kompas.com - 23/03/2009, 08:24 WIB

KOMPAS.com — Sebagai ikan air tawar, nila mengandung potensi ekonomi luar biasa. Setiap tahun permintaannya terus naik, baik dari pembeli luar negeri maupun lokal. Ini peluang sebab pasokan nila belum bisa memenuhi permintaan pasar.

Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal ikan nila. Banyak yang menggemari ikan ini karena rasa dagingnya yang netral (tawar) sehingga mudah diolah menjadi pelbagai menu masakan. Selain itu, warna dagingnya putih bersih, kenyal, dan tebal, tampak seperti daging ikan kakap merah.

Ikan nila tidak hanya diminati penikmat kuliner lokal, tapi juga dari luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS). Tak heran, peluang pasar ikan ini masih terbuka lebar. Apalagi sejauh ini pasokan ikan nila masih belum mampu melayani tingginya permintaan pasar.

AS, misalnya, membutuhkan fillet (potongan daging tanpa tulang) ikan nila sebanyak 90 juta ton per tahun. Belum lagi permintaan dari sejumlah negara lainnya yang jumlahnya juga terbilang wah. Sebaliknya, pasokan ikan nila masih jauh di bawah angka kebutuhan itu. Produksi ikan nila saat ini paling banter baru bisa memenuhi setengahnya.

Tentunya, ini menjadi peluang besar bagi pebudidaya ikan nila. "Jangankan ekspor, untuk pasar lokal banyak yang antre mau beli,"  ujar Sanan Aji, pebudi daya nila di Bogor, Jawa Barat.

Sanan sudah enam tahun menggeluti budi daya ikan nila. Selain nila, ia juga membudidayakan ikan mas. Menurutnya, permintaan nila di Bogor cukup tinggi, tapi pasokannya masih belum bisa memenuhi. Sebab, peminat budi daya nila di Kota Hujan itu masih sedikit. "Kebanyakan orang lebih suka membudidayakan ikan mas karena panennya lebih cepat," kata Sanan.

Ikan mas bisa dipanen dalam waktu tiga bulan, sementara nila baru dipanen setelah empat bulan. Harga jual ikan nila saat ini dari pebudi daya mencapai Rp 13.000 per kg. Jika sudah masuk ke pasar tradisional, harganya naik menjadi Rp 20.000 per kg. "Di restoran, harganya bisa lebih tinggi, sampai 80.000 per kg," lanjutnya.

Sebenarnya, budidaya ikan nila termasuk mudah. Ikan ini bisa dibudidayakan baik di kolam air deras, air tenang, serta tambak.

Benihnya berasal dari hasil mengawinkan nila merah. Proses pembuatan benih ini bisa kita lakukan di kolam pembibitan ukuran 10 meter dengan kedalaman 80 cm. Kolam sebesar itu dapat menampung 50 kilogram indukan nila. Setelah dua bulan, dihasilkan 3.000 bibit nila seukuran ibu jari.

Setelah itu, bibit nila dimasukkan ke kolam air deras. Bibit dibiarkan di kolam selama empat bulan dan diberi makan pelet sebanyak 1,5 ton. Setelah empat bulan, nila dipanen. "Omzet saya Rp 11,7 juta per empat bulan dari satu kolam," ujar Sanan. (Aprillia Ika/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com