JAKARTA, KAMIS — Pada 5 Maret ini genap sudah 100 tahun kita memperingati kelahiran Sutan Sjahrir, salah satu anggota 'tiga serangkai' bersama Soekarno-Hatta.
"Sayangnya, kebanyakan orang masa kini, generasi muda pada tingkat sekolah dasar hingga mahasiswa, tokoh sipil ataupun militer, guru sejarah yang tidak mengetahui tentang Sjahrir," ungkap Siti Rayah Parvati Sjahrir, putri kedua Sutan Sjahrir di Jakarta Media Center, Jakarta, Kamis (26/2).
"Saya sering datang ke beberapa pertemuan kemahasiswaan. Saat saya diperkenalkan ke orang lain; 'Mba Upik ini putri Sutan Sjahrir loh!', mereka menjawab, 'Oh, pengarang Layar Berkembang itu ya?'. Ini juga terjadi di kalangan elite Indonesia," contoh Upik, panggilan akrabnya.
Menurut Rushdy Husein, ahli sejarah nasional, terdapat gap antara generasi yang mengenal Sjharir dan generasi sekarang. Padahal, semasa hidupnya, Sjahrir menyumbangkan banyak pemikiran politik bagi kemajuan Indonesia. Ini tidak terbaca oleh elite saat ini yang sebenarnya masih sangat relevan dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi Indonesia.
"Pemikiran beliau nyatanya muncul dalam sosial politik dan ekonomi Indonesia saat ini. Jadi, subtitusi yang dapat dijadikan dasar, seperti menghargai pluralisme, menghormati elite-elite politik yang tidak sejalan dengan kondisi sekarang, bila kita menyimak bagaimana perilaku elite kita yang saling mengutuk," terang Husein.
Upik bersama Buyung panggilan anak pertama Sjahrir, Kriya Arsjah Sjahrir, dan sejumlah sahabat bermaksud mengadakan peringatan mengenang 100 tahun Sjahrir dalam bentuk rangkaian acara sepanjang tahun.
"Tujuan kami bukan menjadikan Sjahrir sebagai subyek kultus individu, bukan pula sekadar mengingat-ingat atau bernostalgia, tapi memperkaya rujukan bangsa akan Sjahrir, seorang pejuang dan pemimpin," terang Upik.
Berikut rangkaian acara Peringatan 100 Tahun Sutan Sjahrir: Pemikiran dan Kiprah Sang Pejuang:
28 Februari : Pameran foto di Gedung Joang, Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat
2 Maret : Pukul 10.00-13.00 Diskusi Harian Kompas bertema Relevansi Pemikiran Sjahrir di lantai 3 Redaksi Kompas, Jl. Palmerah Selatan 26-28