JAKARTA, MINGGU — Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, terpusatnya pendidikan di Pulau Jawa menyebabkan model pendidikan lebih cenderung agraris. Padahal, sebagai negara maritim, pemerintah harus menyediakan kurikulum yang berbasis kelautan.
"Pendidikan bukan direformasi, tapi direstorasi. Kita punya potensi dalam maritim, tapi malah tidak mengerti," kata Sultan dalam acara silaturahmi Yayasan Bhakti Yoga di Jakarta, Minggu (22/2).
Sultan mencontohkan, warga Papua datang ke Pulau Jawa untuk menempuh ilmu kelautan di perguruan tinggi yang kurikulumnya berbasis agraris sehingga ilmu yang didapat di Jawa belum tentu cocok ketika diimplementasikan di tempat asalnya.
Seharusnya, pemerintah menyediakan kurikulum yang disesuaikan dengan potensi setiap daerah. Jika di Jawa kurikulumnya agraris, maka di pulau lain hendaknya pendidikan berbasis maritim. "Harusnya orang luar belajar dengan Indonesia, apalagi merupakan negara maritim terbesar," tutur Sultan.
Minimnya disiplin ilmu yang membahas maritim dan kelautan, lanjut Sultan, menjadi penyebab semakin jauhnya perkembangan kita mengenai kemaritiman. Padahal, sebagai negara kepulauan yang dibelah oleh perairan, perkembangan ilmu kelautan harus menjadi kekuatan bagi Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.