JAKARTA, KAMIS - Masih terdapat banyak hambatan penggunakan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, termasuk di perkotaan. Akibatnya, penggunaan teknologi tersebut untuk pembelajaran kreatif masih sangat terbatas.
Hal itu terungkap dalam acara seminar pendidikan bertajuk Menuju Pembelajaran Abad Ke-21, Kamis (19/2). Seorang pembicara, Managing Director PesonaEdu Group, Bambang Yuwono mengungkapkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah dapat untuk administrasi, komunikasi, dan alat bantu belajar mengajar.
Hanya saja, penggunaan teknologi tersebut, terutama piranti lunaknya, untuk pembelajaran masih belum membudaya. Padahal, materi pelajaran dapat disampaikan dengan interaktif, menarik,bermutu tinggi dalam bentukanimasi, film. game, dan multimedia.
Hambatannya antara lain, pengelola sekolah belum mempunyai visi ke pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Persoalan lainnya, pendekatan penggunaan teknologi tersebut ke sekolah selama ini lebih banyak didorong oleh komunitas TIK dan lebih banyak ke arah penyediaan perangkat kerasnya. Selain itu, guru juga cenderung merasa terbebani dan merasa penguasaan teknologi tersebut sebagai tugas tambahan. "Dari pelatihan-pelatihan gratis yang kami selenggarakan, biasanya separuh dari guru SMA yang menjadi peserta mengaku tidak pernah menggunakan komputer untuk keperluan apapun. Itu di perkotaan," ujarnya.
Business Development & Strategy Director PT Oracle Indonesia, Robert M Kayatoe menambahkan, para murid sekarang berada di dalam tradisi digital. Pada abad ini, murid membutuhkan ketrampilan antara lain berpikir kritis, kreatif, inovatif, kepemimpinan, pemahaman antarbudaya, dan kolaborasi. Teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi pendukungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.