JAKARTA, RABU — Hingga 50 hari menjelang pemilu, Golkar masih belum bersuara mengenai siapa capres yang akan diusungnya. Ketua Dewan Penasihat Golkar Surya Paloh mengatakan, Golkar seharusnya sudah mempersiapkan calon presiden yang akan diusungnya begitu Musyawarah Nasional (Munas) partai selesai atau jauh hari sebelum pelaksanaan pemilu. Preseden saat ini diharapkannya hanya terjadi satu kali dalam sejarah perjalanan Golkar.
"Seyogyanya dalam akal pikiran saya yang sudah 40 tahun di Golkar, harusnya begitu munas selesai, kita sudah menyiapkan pemilu dan capres. Ini merupakan exception dari sejarah perjalanan Golkar yang saya minta hanya terjadi satu kali saja, di masa kepemimpinan saya dan Pak JK (Ketua Umum Golkar)," ujar Surya Paloh seusai pembekalan para caleg Golkar di Kantor DPP Golkar, Rabu (18/2).
Dikatakannya, akibat belum ditetapkannya capres, potensi kerugian yang dialami partai cukup besar. "Konsolidasi kita bisa efektif kalau jauh-jauh hari menentukan (capres). Partai ini tidak hanya bergantung pada hasil alam, cuaca baik dan buruk," ujarnya.
Saat ditanya apakah Golkar mematok harus menjadi capres, ia tak menjawab secara lugas. Surya mengatakan, apa pun pilihannya harus mempertimbangkan eksistensi partai di masa yang akan datang. "Kita harus punya strategi nasional yang dipikir secara cerdas, kalau memaksakan diri dan berakibat pada eksistensi partai ini ke depan, itu salah. Yang menentukan Golkar adalah kami internal Golkar, bukan orang lain," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.