JAKARTA, KAMIS — Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) siap menghadang blok M (Megawati ) dan blok S (SBY) dengan cara membangun sebuah poros Indonesia Raya. Poros tersebut untuk memberikan pilihan kepada rakyat yang ingin mempunyai sosok lain di luar Mega dan SBY sebagai presiden periode mendatang.
"Poros ini dimaksudkan menggalang kekuatan masyarakat yang tidak mendukung dua nama capres yang beredar yakni Megawati dan SBY sehingga bisa memberikan warna yang lain di luar blok M maupun blok S," ungkap Wakil Ketua Umum Gerindra, Zadli Zon, kepada wartawan seusai menyelenggarakan refleksi HUT-1 Partai Gerindra di Jakarta, Kamis (5/2).
Kekuatan baru di luar Mega maupun SBY, ungkap Zadli Zon, diperlukan masyarakat karena ada keinginan perlunya kepemimpinan baru, bukan pemimpin yang berkuasa saat ini ataupun pemimpin yang pernah berkuasa, tetapi ingin berkuasa kembali.
"Masyarakat menginginkan pemimpin yang berani, tegas, visioner, dan punya rekam jejak membela rakyat," tandasnya.
Untuk realisasinya, Gerindra akan menunggu konfigurasi politik setelah Pemilu 9 April 2009.
Kalau tidak mendapatkan dukungan partai lain, Gerindra tetap yakin mampu mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden apalagi jumlah simpatisan yang telah terdaftar mencapai 10 juta orang.
"Kami yakin bisa mengusung Pak Prabowo karena kami optimis Mahkamah Konstitusi akan mengabulkan uji materi terkait persyaratan mengajukan capres yakni minimal 20 persen suara dukungan di DPR atau 25 persen suara nasional. Artinya keputusan MK akan bisa merubah persyaratan capres dan cawapres, misalnya cukup 10 persen dukungan suara nasional," ungkapnya.
Terkait dengan cawapres yang akan diusung, hingga saat ini Gerindra masih mengumpulkan nama-nama yang berasal dari simpatisan partai. Saat ini telah mengumpulkan setidaknya 20 nama cawapres. Tiga nama terakhir yang masuk ke DPP adalah Mutia Hatta, Suryadharma Ali, dan Hairul Tandjung.
Sebelumnya, Gerindra mengumumkan nama-nama cawapres Prabowo. Mereka adalah Din Syamsuddin, Yuddy Chrisnandi, Sultan HB X, Muhaimin Iskandar, Akbar Tandjung, Puan Maharani, Fadel Muhammad, Hidayat Nurwahid, Eros Djarot, Marwah Daud Ibrahim, Surya Paloh, Sandiaga Uno, Jimly Asshiddiqie, Yenny Wahid, Tifatul Sembiring, dan Sutrisno Bachir.
"Nama-nama yang sudah kita umumnya sifatnya masih belum resmi dan kita terus menginventarisasi masukan dari simpatisan. Nantinya DPP akan membentuk tim yang melakukan seleksi," ungkap Zadli Zon. (Persda Netwok/ESY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.