Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Indonesia Raya Siap Hadang Blok M dan Blok S

Kompas.com - 05/02/2009, 18:08 WIB

JAKARTA, KAMIS — Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) siap menghadang blok M (Megawati ) dan blok S (SBY) dengan cara membangun sebuah poros Indonesia Raya. Poros tersebut untuk memberikan pilihan kepada rakyat yang ingin mempunyai sosok lain di luar Mega dan SBY sebagai presiden periode mendatang.

"Poros ini dimaksudkan menggalang kekuatan masyarakat yang tidak mendukung dua nama capres yang beredar yakni Megawati dan SBY sehingga bisa memberikan warna yang lain di luar blok M maupun blok S," ungkap Wakil Ketua Umum Gerindra, Zadli Zon, kepada wartawan seusai menyelenggarakan refleksi HUT-1 Partai Gerindra di Jakarta, Kamis (5/2).

Kekuatan baru di luar Mega maupun SBY, ungkap Zadli Zon, diperlukan masyarakat karena ada keinginan perlunya kepemimpinan baru, bukan pemimpin yang berkuasa saat ini ataupun pemimpin yang pernah berkuasa, tetapi ingin berkuasa kembali.

"Masyarakat menginginkan pemimpin yang berani, tegas, visioner, dan punya rekam jejak membela rakyat," tandasnya.

Untuk realisasinya, Gerindra akan menunggu konfigurasi politik setelah Pemilu 9 April 2009.
Kalau tidak mendapatkan dukungan partai lain, Gerindra tetap yakin mampu mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden apalagi jumlah simpatisan yang telah terdaftar mencapai 10 juta orang.

"Kami yakin bisa mengusung Pak Prabowo karena kami optimis Mahkamah Konstitusi akan mengabulkan uji materi terkait persyaratan mengajukan capres yakni minimal 20 persen suara dukungan di DPR atau 25 persen suara nasional. Artinya keputusan MK akan bisa merubah persyaratan capres dan cawapres, misalnya cukup 10 persen dukungan suara nasional," ungkapnya.

Terkait dengan cawapres yang akan diusung, hingga saat ini Gerindra masih mengumpulkan nama-nama yang berasal dari simpatisan partai. Saat ini telah mengumpulkan setidaknya 20 nama cawapres. Tiga nama terakhir yang masuk ke DPP adalah Mutia Hatta, Suryadharma Ali, dan Hairul Tandjung.

Sebelumnya, Gerindra mengumumkan nama-nama cawapres Prabowo. Mereka adalah Din Syamsuddin, Yuddy Chrisnandi, Sultan HB X, Muhaimin Iskandar, Akbar Tandjung, Puan Maharani, Fadel Muhammad, Hidayat Nurwahid, Eros Djarot, Marwah Daud Ibrahim, Surya Paloh, Sandiaga Uno, Jimly Asshiddiqie, Yenny Wahid, Tifatul Sembiring, dan Sutrisno Bachir.

"Nama-nama yang sudah kita umumnya sifatnya masih belum resmi dan kita terus menginventarisasi masukan dari simpatisan. Nantinya DPP akan membentuk tim yang melakukan seleksi," ungkap Zadli Zon. (Persda Netwok/ESY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com