Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melayang Mengikuti Liuk Ciliwung

Kompas.com - 24/01/2009, 16:11 WIB

Parasut dibentang di landas pacu. Dua laki-laki membantu memegangi parasut selebar lebih dari 10 meter. David Agustinus Teak (52) memeriksa kembali perlengkapan dan ujung tali-temali parasut di pakaian terbang (flight suit) yang melekat di tubuhnya dan penumpang tandemnya.

”Cuaca dan embusan angin bagus. Ayo, berdiri dan mulai berjalan sampai ke ujung landas pacu. Tidak usah takut. Rasakan udara Puncak dan nikmati pemandangannya,” kata laki-laki yang akrab dipanggil Opa David itu, Minggu (18/1).

Tetap saja jantung berdegup kencang saat berjalan dengan sedikit berlari. Parasut mulai terangkat dan… whuuusss, Opa dan rekan tandemnya melayang menembus udara jernih. Hawa dingin menerpa, membuat tubuh sedikit bergidik. Namun, pemandangan yang ditawarkan dari udara ini memang benar-benar memikat. Seketika rasa takut lenyap diganti dengan meluapnya rasa takjub.

”Lihat alur putih keperakan di bawah sana. Itu adalah Sungai Ciliwung. Mengalir dari berbagai sungai kecil yang membentuk bagian hulunya menembus hutan dan kebun teh di bawah sana,” kata Opa sembari membelokkan parasut dan sedikit terbang rendah agar rekan tandemnya dapat melihat Ciliwung lebih dekat.

Kala itu, Opa, salah satu tandem master di lokasi wisata Paralayang Bukit Gantole di Agrowisata Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, sengaja menjaga ketinggian terbangnya sekitar 1.200 meter dari permukaan bumi, terkadang lebih rendah. Maklum, melihat cuaca akhir-akhir ini, awan mendung bisa tiba-tiba datang dan mengguyurkan hujan, kondisi yang harus dihindari dalam olahraga paralayang.

Seperti olahraga atau aktivitas di luar ruangan lainnya, paralayang memang berisiko. Akan tetapi, dengan peralatan yang tepat, memerhatikan faktor cuaca, dan tentu saja terbang bersama tandem master profesional, paralayang adalah salah satu pilihan wisata alam yang menawarkan sensasi berbeda dan relatif murah.

Satu kali trip terbang sekitar 15-20 menit cukup membayar Rp 300.000 per orang. Selama terbang, tandem master juga berperan sebagai pemandu yang akan menerangkan tempat-tempat yang terlihat dari atas. Jangan takut capek karena pakaian terbang dibuat berfungsi ganda sebagai tempat duduk bersandar yang cukup nyaman di udara. Bayangkan saja, nongkrong di ketinggian ratusan meter di atas permukaan bumi dan mengobrol tentang keindahan alam di sekelilingnya.

Ciliwung dan Citarik

Wisata alam di Bogor yang membuat adrenalin terpacu tidak hanya paralayang di Puncak. Sebenarnya, arung jeram pun cukup berpotensi dikembangkan di kawasan ini. Saat Tim Ekspedisi Kompas Ciliwung 2009 bersama Arus Liar mencoba mengarungi aliran Ciliwung, Minggu (18/1) hingga Kamis (22/1), jeram-jeram yang dilalui antara Batu Layang, Puncak, dan Depok berlevel 1 hingga 4.

Lody Korua dari Arus Liar mengatakan, khususnya di jalur sungai antara Bendung Katulampa, Bogor, dan Jembatan Panus, Depok, jika dipersiapkan dengan tepat, cocok untuk rekreasi arung jeram keluarga karena rangkaian jeramnya cukup padat dan berada pada level 1 dan 2. Selain itu, di kanan-kiri sungai, vegetasinya masih cukup rapat dan beberapa hewan, seperti biawak, ikan nila, ikan mujair, hingga ular, sering terlihat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com