Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, Feri Palembang-Bangka Dilarang Berlayar

Kompas.com - 15/01/2009, 20:10 WIB

PALEMBANG, KAMIS — Dinas Perhubungan Kota Palembang mengeluarkan larangan berlayar bagi lima kapal feri rute Palembang-Bangka karena cuaca buruk berupa hujan deras, angin kencang, dan ombak lebih dari 4 meter, hingga batas waktu yang tak ditentukan. Akibatnya, pengusaha kebutuhan pokok merugi karena sebagian muatan membusuk akibat ketiadaan kapal pengangkut.

Menurut Kepala Pelabuhan 35 Ilir Kota Palembang A Ansyori , Kamis (15/1), larangan berlayar bagi kapal feri sudah dikeluarkan selama dua hari. Dia belum bisa memastikan kapan kebijakan itu dicabut karena tergantung kondisi cuaca.

Hari ini saja, BMKG menginformasikan ketinggian ombak di Selat Bangka mencapai 4,3 meter. Dibandingkan kemarin, ketinggiannya justru bertambah. "Kami tidak mau ambil risiko," katanya.

Nama kelima kapal feri yang dilarang berlayar meliputi KMP Kerapu, KMP Kakap, KMP Jembatan Musi I, KMP Jembatan Musi II, dan KMP Srikandi Nusantara. Dua kapal, yakni KMP Kerapu dan Jembatan Musi I, ditambatkan di Pelabuhan 35 Ilir Palembang. Tiga kapal lainnya ditambatkan di Pelabuhan Mentok (Bangka).

Pengusaha rugi

Pantauan Kompas di Pelabuhan 35 Ilir, lebih dari 50 truk yang mengangkut berbagai muatan sudah tertahan 3-4 hari. Sebagian pengusaha yang berasal dari Kota Palembang terlihat membongkar kembali muatan bahan kebutuhan pokok agar tidak membusuk di dalam truk.

Namun, pengusaha dari luar Palembang kesulitan untuk membongkar kembali muatan mereka dan memilih bertahan di pelabuhan sembari menunggu larangan berlayar dicabut.

Nasrun (34), awak truk asal Pangkalpinang menuturkan sudah tertahan selama empat hari. Dia mengangkut kebutuhan pokok, seperti telur, gula, terigu, dan sayur-mayur. Barang itu dibeli di Palembang dan akan dibawa lagi ke Bangka.

"Sebagian telur dan sayur sudah membusuk sehingga saya rugi. Muatan masih dibiarkan di dalam truk karena tidak mungkin dibongkar lagi," katanya.

Nazaruddin ( 43), pengusaha lainnya, mengatakan hal senada. Saat ini, dia rugi cukup besar karena ratusan butir telur ayam yang dibawa dari Palembang membusuk di dalam truk.

Terkait dengan kondisi ini, Ansyori meminta agar pengusaha maklum. Kebijakan larangan berlayar ini dikeluarkan bukan semata-mata untuk menghambat distribusi barang, tetapi untuk kepentingan keselamatan pelayaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com