Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gusti Jamhar Akbar, Tokoh Seni Lamut

Kompas.com - 03/01/2009, 01:10 WIB

Meski tokoh dan pakem cerita lamut tertentu, pengembangan cerita tetap dimungkinkan sesuai kemampuan si pelamutan dalam meramu. Ramuan cerita itu bisa disadur dari kisah Panji, Andi-andi, atau Tutur Candi, bahkan cerita 1.001 malam. Kisah juga bisa menjadi dramatis dengan lakon yang gagah berani atau romantis.

Masyarakat Banjar, ungkap Jamhar, paling mengharapkan kisah percintaan antara Junjung Masari dan Kasan Mandi. "Para penonton hanyut ketika mendengar kisah percintaan kedua tokoh itu dalam syair pantun bahasa Banjar."

Jamhar mencontohkan sebait syair: ading ada pantun ding/ada pantun ding urang dahulu/mari ding pergi ka bukit ada anak kapitan bermain sumpit/mari ding kucium sadikit/badan kupaluk pinggang kugapit.

Lamut juga digemari warga China keturunan di Banjarmasin. Mereka kerap minta lamut dimainkan saat hendak sembahyang di Pulau Kembang di tengah Sungai Barito di Banjarmasin.

"Mereka gemar mendengar cerita Bujang Maluwala karena ada kisah perkawinan dengan orang China," kata Jamhar yang beristri keturunan China dan penggemar lamut juga.

Makin redup

Lamut semakin meredup seiring masuknya berbagai musik modern. "Lamut makin ditinggalkan orang setelah karaoke sampai ke desa-desa," ucap Jamhar.

Masa keemasan Jamhar mulai tahun 1960-an hingga 1985-an. Saat itu, setiap kali ia memainkan lamut, penonton berdesakan. Mereka tak beranjak semalam suntuk mendengarkan kisahnya.

Pada masa itu hampir setiap malam ia diundang warga untuk balamut. Undangan tak hanya di Kalsel, tetapi dia berlamut sampai ke Jakarta, Surabaya, dan beberapa kota di KalimantanTengah.

"Pada masa itu saya hanya bisa istirahat pada malam Jumat," ucapnya. Cerita lamut yang dibawakan Jamhar bisa dimainkan bersambung selama 27 malam. Cerita dia kembangkan berdasarkan perjalanan hidupnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com