Laporan wartawan Kompas.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, SELASA — Komisi Yudisial melaporkan enam nama calon hakim agung yang berhasil diseleksi dari puluhan kandidat yang mencalonkan diri. Enam nama tersebut dilaporkan kepada Ketua DPR Agung Laksono dan Wakil Ketua Komisi III DPR Maiyasyak Johan, Selasa (23/12) sore, di ruang rapat Ketua DPR, Gedung DPR, Jakarta.
Keenam orang calon hakim agung tersebut selanjutnya masih akan diuji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi III pada pertengahan Januari atau awal Februari 2009.
Keenam calon hakim agung itu adalah H Yulius SH, Sutoyo SH MH (hakim Tata Usaha Negara), Kol Chk Natsri Anshari SH LLM, Brigjen TNI Drs Burhan Dahlan SH (militer), Dr Wijayanto Setiawan SH MHum (hakim nonkarier), dan Moerino SH (hakim karier).
"Bukan hal mudah mencari calon hakim agung. Kami berupaya menyeleksi secara obyektif dan transparan, sehingga didapatlah yang 6 orang ini," kata Koordinator Bidang Seleksi Calon Hakim Agung KY, Mustafa Abdullah.
Dengan diajukannya enam orang ini, KY masih harus mencari 18 orang lagi untuk mengisi sisa 8 formasi kosong di Mahkamah Agung. Mustafa mengatakan, KY tidak akan memaksakan diri jika tidak mendapatkan calon yang berkualitas. "Kalau memaksakan diri, nanti kami yang bertanggung jawab, jika dapatnya yang enggak berkualitas," ujarnya.
Untuk memenuhi formasi kosong tersebut, pada pertengahan Februari mendatang KY akan kembali melakukan proses seleksi. Dari pengalaman seleksi yang dilakukan, sekitar 28 persen calon terganjal masalah kesehatan yang tidak bisa ditoleransi, misalnya gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan mengalami sakit jantung.
Wakil Ketua Komisi III Maiyasyak Johan mengapresiasi upaya KY untuk mendapatkan calon-calon hakim agung, yang selanjutnya akan dites DPR. Ia sepakat, KY tak perlu terburu-buru dan memaksakan meloloskan calon yang tak memenuhi kriteris. Sebab, menurut UU tidak ada batas waktu untuk mengisi kekosongan jabatan di MA.
"Komisi III sepakat bahwa memilih hakim agung adalah sesuatu yang berat. Kami akan menyeleksi yang enam ini pada pertengahan Januari setelah reses, atau paling lama awal Februari," kata Maiyasyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.