Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musdah Mulia: Saya Tidak Ingin Apa-apa

Kompas.com - 21/12/2008, 01:27 WIB

Ninuk Mardiana Pambudy/ Maria Hartiningsih

Ketika penghargaan Yap Thiam Hien diserahkan pada Rabu (10/12) malam lalu, Prof Dr Siti Musdah Mulia, MA sebagai penerima masih berada di Tanah Suci untuk ibadah haji.

Penggagas penghargaan tersebut, Todung Mulya Lubis, dalam sambutannya mengatakan, Musdah adalah sosok yang ”mau dan berani bersuara”, yang menjadikan Islam sebagai komunitas yang teduh, dialogis, dan inklusif.

”Untuk saya, hakikat penghargaan ini adalah untuk semua yang selama ini telah membangun komitmen untuk orang-orang yang terdiskriminasi dan termarjinalkan. Ini sekaligus mengingatkan untuk selalu bekerja bersama,” kata Musdah, Rabu (17/12) siang di kantornya di Indonesian Conference on Religion and Peace di kawasan Cempaka Putih, Jakarta.

Sebagai pemikir Islam dan aktivis sosial, Musdah selalu menggunakan cara berpikir kritis dan rasional dalam melihat berbagai persoalan, terutama ancaman terhadap keberagaman Indonesia. Dia juga gigih memperjuangkan keadilan dan kesetaraan jender, membela hak-hak kelompok minoritas, dan melakukan dialog antaragama.

Akibat kelantangannya, dia kerap ditegur petinggi di Departemen Agama, dikecam rekannya sesama dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan beberapa tokoh masyarakat ”menasihati” supaya dia tidak terlalu lantang karena masih muda dan kariernya masih panjang.

Karena keberaniannya menyuarakan pendapat itu, dia sering mendapat pesan singkat SMS dan berbagai cap.

”Ketika membicarakan homoseksual dalam Islam, ada yang menyebut saya lesbian. Kalaupun lesbian, selama tidak melakukan kekejian, tidak mengotori, tidak menipu, kan tidak apa-apa. Orientasi seksual adalah terberi,” kata ibu dua putra dari pernikahannya dengan Prof Dr Ahmad Thib Raya, MA, pengajar di UIN Syarif Hidayatullah.

”Saya sudah tidak menginginkan apa-apa. Hidup saya hanya untuk kemanusiaan. Saya selalu minta kepada Tuhan supaya hidup saya tidak usah lama-lama, kalau bisa sampai 70 tahun saja, daripada hidup menderita,” papar Musdah yang baru Senin (15/12) malam lalu sampai di rumah kembali.

Karunia tersembunyi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com