Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Minyak Indonesia Hanya Cukup untuk 11 Tahun

Kompas.com - 13/12/2008, 19:41 WIB

SEMARANG, SABTU - Cadangan minyak bumi yang ada di Indonesia diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 11 tahun ke depan. Hal itu terjadi jika kegiatan eksplorasi untuk mencari sumber minyak baru tidak segera dilakukan.

Demikian disampaikan Kepala Departemen Energi Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Nanang Abdul Manaf dalam Seminar Nasional mengenai Solusi Krisis Energi di Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/12). Seminar tersebut diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi Undip.

Menurut Nanang, rata-rata produksi minyak di Indonesia mencapai 970 ribu 1 juta barel per hari. Namun, persediaan cadangan minyak yang siap diproduksi hanya 4 miliar barel. "Jumlah tersebut hanya akan cukup untuk produksi hingga tahun 2019 nanti," katanya.

Akibat dari menipisnya persediaan tersebut, produksi minyak akan terus menurun. Dengan mengutip data dari Indonesian Petroleum Association (IPA), Nanang menyebutkan, pada awal 2004 produksi minyak Indonesia mencapai 1,11 juta barel per hari kemudian pada akhir 2007 turun menjadi 970 ribu barel per hari. Untuk itu, produksi yang dihasilkan dari cadangan minyak yang ada sekarang diperkirakan akan terus turun hingga 50 persen dalam satu dekade mendatang.

"Sebenarnya potensi ditemukannya sumber minyak baru di Indonesia cukup besar. Untuk itu, eksplorasi untuk mencari sumber minyak baru tersebut perlu dilakukan," ucapnya.

Energi alternatif

Selain eksplorasi, lanjut Nanang, perlu langkah-langkah lain untuk mengatasi krisis minyak tersebut yakni, penggunaan teknologi baru untuk mengoptimalkan pengambilan minyak dari bawah tanah dan pemanfaatan energi alternatif secara kontinYu.

Ketua Program Studi Teknik Geologi Undip Dwiyanto JS menuturkan, salah satu energi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan adalah gas dangkal (shallow natural gas ) seperti gas biogenik atau gas hidrokarbon yang terdapat di lapisan batuan pasir dan gamping dangkal dengan kedalaman 20-75 meter.

"Pemanfaatan energi alternatif ini sebagai salah satu slusi makin mahalnya bahan bakar minyak," katanya.

Keuntungan dari pemanfaatan gas dangkal, menurut Dwiyanto, adalah tidak memerlukan teknologi yang rumit karena pemakaiannya hanya untuk keperluan rumah tangga. Potensi gas yang diperoleh dari batuan dangkal memang kecil, makanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ucapnya. Namun, potensi gas tersebut dapat besar jika diambil dari banyak lokasi secara sporadis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com