Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi-puisi M Enthieh Mudakir

Kompas.com - 05/12/2008, 02:21 WIB

PUISI PESAN SINGKAT DARI SAHABAT

*
Angin…. Membawa kabar di antara puing-puing reruntuhan
berselimut debu yang memerahkan mata, dan memedihkan
rasa yang sangat dalam. Aku terkapar ketika hempasan kabar
menyambar ditelingaku. Laksana gelegar petir menerpaku
yang tak kunjung reda. Oh Tuhan jauhkan aku dari fitnah dunia
yang keji ini.

**
Penyairnya siapa ini yang bersembunyi dibalik kata
Aku tak mengenalmu, tapi di hati dalam jiwaku
Engkau seperti bukan orang asing
Tak hanya itu, lagumu juga merupakan fakta
Semacam cawan dalam cangkir poci yang berkerak
Wewangimu semerbak sampai di sini
Memaknai sendiri kesangsianmu berlambang.

***
Aku hanya mahluk Tuhan yang diciptakan dari segumpal darah
yang penuh kekurangan dan kelemahan, penuh kealpaan
dan dosa. Rasa sombong mengukir hatiku, dan kerakusan
meracuniku tuk dapatkan kesenangan semu
Sembahku kusujudkan dihadapanMu ya Allah
Ampunilah aku hambaMu yang congkak dan lupa akan nikmatMu.

**** 
Kumaknai decekmuyang berlebih
Di pinggir malam saat langit muram
Apa pula hingga membawamu
Memanggil-manggil namaku yang diam di puncak sedih
Menyangsikan kecongkakan diri sendiri
Nyeri yang nyaris tidak bertepi hingga menyisakan sangsi
Tanpa alur
Tak kau baca langit-langit
Teka-teki hidup selalu mengajarkan kewaspadaan..

*****
Kasih….duniamu beraltar ilalang
Misteri dalam langkah-langkahmu
Terkadang mengalunkan irama syahdu
Di antara hembusan angin sepoi
Merasuk jiwa yang sunyi
Kau ukir di atas awan kelam
Walau dengan rekahan senyuman
Kau dapatkan percikan
Kebahagiaan fatamorgana……

******
Antara lekuk hidup yang menjurai
Entah dari altar sendiri
Termasuk orang yang melahirkanku
Tak berhak siapapun memungtnya
Tak juga yang bersembunyi
Penyair tidak dilahirkan
Selalu begitu
Angin yang tak berhenti mendulang getir
Hampir semua anak Adam terperangkap maya
Yang menyemaikan adalah kecerdasan.

*******
Jerami berterbangan menyingkap perasaan
Yang selama ini terpendam direlung hati yang suci
Ku tak tahu betapa curamnya jalan yang kulalui
Terasa gundah-gulana rasa sengkarut
Ketika badai datang menghadang
Merampas petualang yang tegar
Lapuk dan tersungkur di lembah yang terjal.

********
Yang menghadang
Terkam yang menyerang
Melawan siksa dengan telanjang
Membiarkan drama satu babak
Karang batu akan tetap batu
Menyaksikan tipuan dunia
Ada hal yang tetap penting dipertahankan.

*********
Kesadaran tetap kunci hidup
Kenyataan adalah kenikmatan sesaat
Ketika gelombang berkobar
Jangan tertipu tanpa mendahulukan fikir
Gelapnya dunia akan selalucercahkan cahaya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com