Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2008, 08:57 WIB

JAKARTA,RABU - Harga saham PT Bumi Resources Tk (BUMI) kembali unjuk gigi. Kemarin, harga saham produsen batubara terbesar di Indonesia ini, untuk pertama kalinya naik dalam dua bulan terakhir. Beberapa institusi pengelola dana asing atau hedge fund memborong saham BUMI karena menilai harganya sudah kelewat murah.

Sejak perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) buka, para investor memburu saham BUMI. Sehingga, harganya melonjak 19,72 persen ke level Rp 850 per saham. Di pasar negosiasi, harga saham ini mencapai Rp 950. Alhasil, saham ini terkena auto rejection batas atas 20 persen. Padahal, sudah tiga pekan ini, harga saham anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ini selalu anjlok ke batas bawah auto rejection sebesar 10 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, tiga broker asing yaitu CLSA Indonesia, CIMB-GK Securities, dan Phillip Securities membukukan nilai beli bersih terbesar saham BUMI. Seorang pelaku pasar membisikkan, beberapa hedge fund mulai mengoleksi saham BUMI melalui broker asing tersebut.

Bloomberg juga melaporkan, George Soros, dan dua hedge fund yang berbasis di Amerika Serikat (AS), yaitu Citadel Investment Group LLC dan T. Rowe Price Group Inc. sedang mengumpulkan saham-saham produsen batubara, termasuk saham Bumi.

Mastono Ali, Analis Valbury Asia Securities, mengatakan, berbagai spekulasi itu mendongkrak harga saham BUMI. Selain Soros, beberapa peminat BUMI sebelumnya yaitu Tata Group, Putera Sampoerna, Artha Graha, dan Grup Djarum kabarnya memborong saham tersebut melalui lantai bursa. Saham BUMI juga menjadi ajang spekulasi menjelang batas waktu kesepakatan akuisisi 35 persen saham BUMI oleh Northstar Pacific Partners, akhir pekan ini.

Nah, mendekati masa akhir, transaksi penjualan 35 persen saham Bumi antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Northstar, terancam batal. Sebab, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) akhirnya menyatakan mundur dari Konsorsium Northstar selaku calon pembeli Bumi. PTBA mundur dari calon penawar Bumi karena melihat transaksi ini akan merugikan perusahaan tambang milik negara itu. "Kalau ikut, bakal banyak proyek kami yang terancam dan utang meningkat," kata Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno, kemarin.

BNBR minta naik harga

Sukrisno antara lain menyoroti kesepakatan harga akuisisi, yakni Rp 2.068 per saham. Dengan harga saham BUMI saat ini, bedanya sungguh jauh. "Saya khawatir nanti diminta pertanggungjawaban karena kami BUMN," imbuhnya.

Kendati selisih harganya makin jauh, BNBR malah meminta calon pembelinya menaikkan harga beli. "Kami mundur karena BNBR minta kenaikan harga," kata Direktur Keuangan Bukit Asam Dono Boestami.

Nah, selanjutnya, kata Sukrisno, Northstar akan jalan sendiri dalam akuisisi BUMI senilai 1,3 miliar dollar AS. "Tapi jumlahnya pasti tak sampai 35 persen," imbuh dia. Sebab saat ini, BNBR hanya punya 7,14 persen saham BUMI. Sisanya tersebar menjadi jaminan utang di berbagai kreditur dan broker.

Direktur BNBR Dileep Srivastava enggan menyebutkan jumlah saham BUMI yang sudah di tangan dan nasib kesepakatan dengan Northstar tersebut. "Kami akan menyampaikan ke publik pada saatnya nanti," katanya.

Sedangkan pemilik Northstar, Patrick Walujo, juga tak bisa memastikan apakah ia akan mampu meraup 35 persen saham BUMI. "Saya sedang rapat, tidak mau komentar," katanya singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com