JAKARTA, MINGGU — Undang-undang Pemilihan Presiden mengharuskan setiap partai politik memenuhi kuota 20 persen perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau 25 persen suara nasional untuk ikut dalam pesta rakyat 2009. Hal ini dirasa berat oleh sejumlah partai, terutama partai kecil, dan tokoh politik yang berniat untuk mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Oleh karena itu, mereka berbondong-bondong membentuk koalisi guna memenuhi kuota tersebut. Seperti yang dilakukan Rizal Ramli. Setelah beberapa waktu lalu bergabung dengan Partai Bintang Reformasi dalam konvensi PBR, kali ini Rizal memutuskan untuk bergabung dengan Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI). Semua itu digabungkannya dalam Koalisi Kesejahteraan dan Kebangkitan.
"Iya. Memang kita ingin ada Koalisi Kesejahteraan dan Kebangkitan. Tentu kami sudah komitmen dengan PBR. Sekarang ditambah dengan P3I dan mudah-mudahan akan ada partai lain sebelum pemilu legeslatif, kekuatan kita cukup lumayan dan bisa jadi pasangan alternatif 2009," ujar Ramli sebelum mendeklarasikan pencalonannya sebagai presiden atas P3I di Hotel Bumi Karsa Bidakara, Minggu (16/11).
Menurut Rizal, pencalonan ini seizin PBR yang telah ditungganginya terlebih dulu. "Ini sudah minta izin dengan bursa PBR. Ya memang sudah ada kesepakatan sebelumnya bisa dilakukan aliansi dengan partai lain, baik melalui konvensi maupun tidak. Karena tidak mungkin menyaingi SBY atau capres lain tanpa aliansi yang kuat. Seperti yang diketahui UU Pilpres itu berat," tuturnya.
Namun, dia tidak bersedia menyebutkan partai mana lagi yang akan digaetnya. Ramli mengatakan nantinya ada tiga atau empat partai lagi yang akan dirangkul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.