Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernard Arps, Tersihir Gamelan Jawa di Leiden

Kompas.com - 12/11/2008, 22:08 WIB

Oleh
Ahmad Arif

Awalnya adalah gamelan Jawa yang dilihatnya di Museum Etnologi Leiden, Belanda, saat masih usia kanak-kanak. Alat musik dari negeri timur jauh itu menyihirnya, mencipta obsesi yang semakin menggelembung seiring bertambahnya usia.

Gamelan itu lalu menjadi gerbang baginya untuk memasuki belantara budaya Jawa, kemudian Indonesia. Bernard Arps (47) adalah satu-satunya guru besar bahasa dan budaya Indonesia dan Jawa di Universitas Leiden.

Hubungan Bernard dengan Pulau Jawa berlangsung lama. Kakek Bernard pernah tinggal di Jawa Barat sebagai misionaris pada 1920-1950. Ayahnya, BFH Arps, juga lahir di Bandung, Jabar.

”Ayah saya yang lahir di Jawa tak pernah kembali ke sana hingga 1970-an. Tetapi, cerita tentang Jawa sering diperbincangkan di rumah kami sejak saya masih kecil. Namun seperti kebanyakan orang Sunda waktu itu, orang Jawa diperbincangkan dengan sedikit rasa curiga,” kata Bernard, yang mengaku sejak kecil tertarik pada budaya-budaya asing.

Selain Jawa, ia juga terobsesi dengan budaya China dan Indian. ”Sejak kecil saya suka mengkliping berita tentang budaya asing dan mengumpulkan benda-benda dari budaya asing itu,” katanya.

Pertemuan pertama

Perkenalan Bernard Arp sesungguhnya dengan Jawa dimulai tahun 1979 ketika baru lulus sekolah menengah atas. Obsesinya yang semakin besar untuk mengenal Jawa mendorong dia bekerja dan mengumpulkan uang untuk pergi ke Jawa.

Pada tahun itu, untuk pertama kali ia datang ke Jawa. Selama tiga bulan ia tinggal di Solo dan belajar gamelan di Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI kini ISI—Institut Seni Indonesia). Di Solo ia tinggal di Kampung Kemlayan Kidul, lalu pindah ke Kratonan.

Kesendirian di Solo mencipta rindu pulang ke rumahnya di Belanda. ”Saya ke Jawa membawa harapan terlalu besar, bisa berbaur dengan anak-anak muda setempat,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com