Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga CPO Sudah Masuk Batas Terendah

Kompas.com - 11/11/2008, 08:53 WIB

JAKARTA, SELASA  - Harga minyak kelapa sawit mentah saat ini diprediksi sudah pada batas terendah. Oleh karena itu, diharapkan dalam dua bulan terakhir tahun 2008 ini harga CPO akan segera meningkat.

Percepatan wajib menggunakan biodiesel dan peremajaan 250.000 hektar tanaman kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia adalah dua faktor utama yang akan membuat harga CPO membaik.

Analis minyak nabati, yang berbasis di Hamburg, Jerman, Thomas Mielke, mengungkapkan hal itu di Kuala Lumpur, pekan lalu. Dijelaskan, implementasi biodiesel dalam skala besar lambat laun akan mengurangi pengaruh minyak mentah terhadap fluktuasi harga CPO.

Menurut Mielke, harga CPO sudah tak bergerak seiring harga minyak mentah sejak semester II-2007 hingga semester I-2008. Harga CPO, yang lebih murah 60 persen dari minyak kedelai, bakal mendorong permintaan CPO.

Pada akhir Oktober, harga CPO di Malaysia berada pada titik terendah selama tiga tahun terakhir, yakni 375 dollar AS per ton. Harga itu anjlok hampir 70 persen dari harga puncak pada Maret.

Di Jakarta, Senin (10/11), Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun mengatakan, harga CPO selama dua pekan terakhir mulai naik dari Rp 4.100 menjadi Rp 5.053 per kilogram.

Pengolahan

Industri pengolahan berbahan baku CPO di Eropa, yang sempat mengurangi produksi akibat krisis, kini bekerja kembali untuk memenuhi pesanan saat Natal dan Tahun Baru. Situasi ini berdampak positif pada pasar CPO, yang menjadi salah satu bahan baku sabun, mentega, kosmetik, pasta gigi, sampai pencampur cokelat. ”Ekspor ke Eropa secara bertahap kembali naik,” ujar Derom Bangun.

Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, permintaan CPO secara bertahap mulai naik. Hal ini mengurangi stok CPO. Permintaan sempat melemah karena importir kekurangan likuiditas untuk membeli CPO.

”Kebutuhan akan tumbuh kembali pada Desember dan Januari ini. Harga tentu akan mengikuti kenaikan permintaan ini,” ujar Sahat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com