Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kurang Minati Sayuran Organik

Kompas.com - 10/11/2008, 09:21 WIB

YOGYAKARTA, SENIN - Sayuran organik kurang dikembangkan oleh petani di Kabupaten Bantul, padahal peluang pasarnya cukup luas.
     
"Sangat disayangkan, peluang pasar sayuran organik yang cukup luas tidak dimanfaatkan petani di Bantul," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bantul Edi Suharyanto, Senin.
     
Ia mengatakan kesadaran petani di Bantul untuk menanam sayuran organik masih sangat terbatas. "Mereka menanam sayuran organik hanya pada musim tertentu, semestinya menanam di segala musim karena harga jualnya bisa tinggi, dan ini akan memberi keuntungan lebih banyak lagi bagi petani," katanya.
     
Akibatnya, kata dia, pada masa-masa tertentu stok sayuran organik di pasaran sering kosong.
     
Menurut Edi, pola pikir petani sayuran di Kabupaten Bantul masih terfokus hanya pada volume produksi, dan mereka belum bisa diarahkan ke orientasi bisnis. "Respon petani sayuran di kabupaten ini umumnya agak lamban, hanya petani-petani muda dan tokoh petani yang sudah bisa diarahkan ke orientasi bisnis," katanya.
     
Kata dia, sayuran organik mulai dikembangkan di Bantul sejak dua tahun terakhir. Sayuran jenis ini ditanam di kantung plastik atau yang biasa disebut ’polybag’.
     
Sekitar 13.000 polybag berisi tanaman sayuran organik tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Bantul. Dua daerah penghasil sayuran organik terbesar di kabupaten ini adalah Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu dan Desa Gilangrejo, Kecamatan Pandak.
     
Di Bantul, sayuran organik yang banyak ditanam adalah seledri, loncang, cabe serta terong. Sementara itu, bawang merah dan cabe merah mulai dikembangkan untuk menjadi unggulan produksi sayuran organik kabupaten ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com