Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wildan, dari Asongan Jadi Pengusaha Sukses

Kompas.com - 07/11/2008, 13:53 WIB

JAKARTA, JUMAT - Menjadi orang sukses adalah pilihan hidup setiap orang yang mau berusaha. Pemikiran itu yang membawa Wildan, pria berumur 38 tahun, sukses menjalankan beberapa bisnis sekaligus. la membuka bengkel jok mobil Mr. Seat, bengkel knalpot, menjual pisang goreng pasir Pisangku, dan menciptakan kompor hemat bahan bakar.

Kerja keras dan terus menciptakan inovasi dalam berbisnis membuat seorang anak daerah dari Lampung bernama Wildan sukses menaklukkan ibukota. Saat ini,  ia telah memiliki bengkel jok mobil yang sudah dikenal luas kualitas dan inovasinya. Namanya Mr. Seat di daerah Jl. Pangeran Antasari, Cipete, Jakarta Selatan.

Dalam sebulan, Wildan mengaku bisa mengantongi omzet dari pesanan jok mobil antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Ia sering mengikuti pameran-pameran mobil dengan memamerkan kreasi jok mobil nyeleneh. "Saya pernah membungkus satu badan luar mobil Avanza baru dengan jok kulit buatan sendiri," kenangnya.

Di samping itu, Wildan memiliki bengkel knalpot dan AC yang bersebelahan dengan lokasi bengkel Mr. Seat. Tidak hanya itu, sejak dua tahun silam, ia menjajal peruntungan dengan menjual pisang goreng pasir yang kala itu menjadi tren. Ia menamakan pisang pasirnya dengan merek Pisangku. Dari enam gerai miliknya, Wildan mengaku bisa menjual hingga 4.000 potong pisang goreng per gerai setiap akhir pekan. Pada hari biasa, rata-rata penjualannya 2.000 pisang.

Untuk bisa menghemat ongkos produksi pisang pasirnya, Wildan mencoba menciptakan kompor hemat bahan bakar yang membuat proses penggorengan lebih cepat. Kompor bikinannya ini memiliki banyak semburan mata gas sehingga membuat wajan cepat papas. "Dengan menggunakan kompor ini, kami bisa mengefisiensikan bahan bakar dan menambah kapasitas penggorengan," ujarnya.

Pencapaiannya itu tidak begitu saja dia dapatkan dalam sekejap mata. Ia bahkan tidak menyangka bisa sesukses sekarang. "Semua ini anugerah dan kehendak Tuhan sehingga saya bisa sesukses seperti saat ini," ujarnya merendah.

Padahal, pada tahun 90-an, Wildan belum menjadi apa-apa. Ia bahkan tidak sempat menyelesaikan kuliahnya di Lampung lantaran harus segera menghasilkan uang agar bisa melanjutkan hidup secara mandiri. la sempat menjual kartu-kartu ucapan di daerah Blok M sementara belum memiliki pekerjaan tetap. "Saya sering tidur di gudang-gudang daerah Aldiron karena tidak memiliki tempat tinggal tetap," kenangnya.

Kala itu, untuk mencari pekerjaan lebih layak, selain menjadi penjual kartu ucapan, Wildan juga nyambi menjadi tenaga penjual (salesman) alatalat rumah tangga. "Saya menjalani pekerjaan tersebut sebaik-baiknya walaupun sebagai tukang jualan alat rumah tangga dari rumah ke rumah sering mendapat penolakan," kenangnya.

Melakoni profesi sebagai tenaga penjual alias salesman alat-alat rumah tangga, Wildan sempat menjadi supervisor. la mulai menabung hasil jerih payahnya. Malang tak bisa ditolak, perusahaan tempat ia bekerja bangkrut. Wildan harus mencari tempat kerja lain agar bisa bertahan hidup.

Tuhan memberi jalan. Dari koneksi sang kakak, Wildan mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan jasa pembebasan tanah. "Saya waktu itu sempat membebaskan tanah di Bali dan Lombok," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com