Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh! Si Kecil Suka Membenturkan Kepala

Kompas.com - 05/11/2008, 08:44 WIB

Orangtua bisa memberikan kegiatan yang bermanfaat menjelang waktu tidur, umpamanya membacakan dongeng/cerita anak. Yang harus dihindari adalah memberikan ancaman, "Kalau kamu tidur sambil kepala dibenturkan, nanti Mama tinggal!" Sebaiknya katakan, "Sayang, Mama sangat senang kalau kamu tidur lebih tenang malam ini, tidak ada bunyi duk-duk-duk, ya!" sampaikan dengan lembut namun tegas.

* Mencari perhatian = latih kemampuan verbal

Latih terus kemampuan verbal anak dengan sering mengajaknya ngobrol, membacakan cerita, bernyanyi bersama dan sebagainya. Dengan demikian ia bisa mengungkapkan dengan benar apa yang diinginkannya tanpa perlu mencari perhatian dengan cara membentur-benturkan kepala.

* Terlalu banyak stimulasi = istirahat sejenak

Jangankan anak, orang dewasa pun kalau merasa terlalu banyak yang harus dikerjakannya akan mencari cara untuk menenangkan diri. Kalau diamati anak jadi suka membenturkan diri saat diberi stimulasi, maka sebaiknya segera hentikan. Alihkan perhatiannya dan biarkan ia beristirahat sejenak dengan menonton DVD kartun kegemarannya atau makan biskuit kegemarannya.

* Kelainan tertentu = bawa ke ahli

Segera bawa ke dokter anak/psikolog untuk mendapatkan penanganan secara komprehensif.

Hilang Sendiri

Seandainya langkah-langkah yang disarankan di atas sudah dilakukan, namun kebiasaan ini masih berlanjut, sebaiknya orangtua jangan memberikan perhatian berlebihan. Memang berat melihat anak membenturkan kepala sementara orangtua tetap duduk manis. Tapi percayalah, anak tidak akan membenturkan kepalanya secara berlebihan karena rasanya pasti sakit/nyeri. Orangtua juga tak perlu khawatir karena kebiasaan ini tidak akan mengganggu perkembangan otaknya atau menyebabkan cedera serius.

Tapi kalau masih khawatir juga, tak ada salahnya melakukan upaya pencegahan, misalnya dengan melapisi bagian tempat tidur/dinding yang biasa dipakai anak untuk membentur-benturkan kepalanya dengan busa/kain empuk. Jangan lupa berikan pujian bila anak sudah bisa menghentikan kebiasaan ini.

Umumnya, kebiasaan membenturkan kepala hanya bertahan sementara, sekitar umur 2;6-3 tahunan. Setelah itu akan hilang sendiri. Alasannya, semakin bertambah usia anak semakin banyak kemampuan yang dikuasainya. Ia telah menemukan cara lain untuk mengatasi ketegangannya, kemampuan bicaranya pun sudah semakin bertambah sehingga ia bisa mengungkapkan apa yang diinginkannya dengan cara yang tepat.

Penulis : Marfuah Panji Astuti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com