Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh! Si Kecil Suka Membenturkan Kepala

Kompas.com - 05/11/2008, 08:44 WIB

Anak-anak yang lelah akibat terlalu banyak diberi stimulasi biasanya menjadikan kegiatan ini sebagai upaya untuk menenangkan diri.

* Kelainan tertentu

Anak-anak dengan gangguan autisma, ADHD, tuli, buta, juga mempunyai kebiasaan membentur-benturkan kepalanya.

AMATI POLA

Kapan kebiasaan tersebut muncul? Pada kondisi seperti apa? Itulah pengamatan yang harus dilakukan orangtua untuk menemukan pola perilaku membenturkan kepala. Kalau perlu pancing dengan kondisi yang sekiranya akan menimbulkan reaksi sama.

Jika anak membenturkan kepala, tanyakan dengan bahasa sederhana tanpa nada interogatif, "Sayang, Mama khawatir deh, kok kamu membenturkan kepala sampai berbunyi duk-duk-duk? Kamu enggak apa-apa kan?" Lalu, lanjutkan dengan pertanyaan alasan anak melakukannya.

Bila sudah ditemukan penyebabnya, berikut cara penanganannya:

* Rhythmic motor habit = ajarkan cara melepas ketegangan

Jika si kecil melakukannya sebagai media pelepas ketegangan, maka usahakan untuk menurunkan ketegangannya. Misalnya dengan mengajarinya bernapas secara perlahan dan teratur, menyalurkan emosi dengan cara lain seperti menyanyi, menari, menggambar dan sebagainya.

* Mengisi waktu luang = bacakan dongeng

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com