Perlukah orangtua mencemaskan kebiasaan yang "berbahaya" ini? Pada batas mana bisa "diabaikan", kapan perlu berkonsultasi kepada ahli?
Sebagian anak batita dari seluruh dunia ternyata punya kecenderungan membenturkan kepala. Data statistiknya ada pada Journal of The Academy of Psychiatry, yang menyatakan 20% anak batita punya kebiasaan membentur-benturkan kepala ke tembok, lantai, atau kepala tempat tidur.
Namun, sampai saat ini tidak diketahui pasti mengapa kepala yang dibentur-benturkan, dan bukan anggota tubuh lainnya. Yang jelas, kebiasaan ini tidak muncul begitu saja, melainkan ada alasannya, antara lain:
* Rhythmic motor habit
Suatu kebiasaan gerakan motorik sebagai cara melepaskan ketegangan.
* Mengisi waktu luang
Banyak batita melakukannya menjelang tidur sebagai cara mengisi waktu saat mereka tidak bisa bergerak aktif atau mencoba tidur.
* Mencari perhatian
Dengan kemampuan verbalnya yang masih sangat terbatas, membentur-benturkan kepala dirasa efektif bagi batita untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya.
* Terlalu banyak stimulasi