Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letjen (Purn) Kuntara Siap Diperiksa Kejagung

Kompas.com - 21/10/2008, 18:52 WIB

CIREBON, SELASA - Mantan Dubes RI untuk China, Letjen (Purn) Kuntara, menyatakan siap diperiksa Kejaksaan Agung terkait kasus dugaan korupsi pungutan biaya kawat kepada pemohon visa, paspor, dan surat perjalanan laksana paspor (SPLP). "Sampai saat ini saya belum pernah diperiksa, tetapi kalau dipanggil saya siap datang. Saya tidak takut dengan status tersangka itu," katanya kepada wartawan di sela-sela kampanye pasangan calon bupati Cirebon, Djakaria Machmud-PRA Arif Natadiningrat, di Stadion Ranggajati Sumber, Selasa (21/10).

Kuntara yang menjadi jurkam Djakaria Machmud-PRA Arif Natadiningrat dalam Pilkada di Kabupaten Cirebon itu mengatakan, sampai saat ini dirinya belum pernah diperiksa Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya. "Jangankan diberitahu, diperiksa pun belum, dan sampai sekarang belum mendapatkan pemberitahuan resmi dari Kejaksaan Agung," katanya yang mengaku baru mengetahui status tersangka dari sejumlah media.

Kuntara yang juga mantan Pangkostrad menyatakan kemungkinan status tersangka yang diberikan kepada dirinya hanya untuk mengejar orang-orang yang ada di belakangnya. "Mungkin sasarannya di belakang saya," katanya yang enggan menjelaskan lebih rinci maksudnya pernyataannya itu.

Seperti diberitakan sejumlah media, dua mantan duta besar RI di China telah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pungutan biaya kawat kepada pemohon visa, paspor, dan surat perjalanan laksana paspor (SPLP). Satu lagi mantan duta besar yang bertugas di China pada periode 2000-2004 adalah  Laksamana Madya (Purn) AA Kustia.

Menurut Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Marwan Effendi mengatakan, proses penyelidikan atas kasus tersebut telah ditingkatkan ke penyidikan sejak 13 Oktober 2008. Pungutan biaya kawat didasarkan pada Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk RRC di Beijing No 280/KEP/IX/1999 tentang Tarif Keimigrasian 24 September 1999, namun pungutan itu tidak dimasukkan ke kas negara sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP), tetapi antara lain digunakan untuk keperluan oknum Kedubes RI di China dan oknum-oknum lainnya.

Setiap pemohon visa, paspor, dan SPLP di Kedubes RI di China dikenai pungutan biaya kawat 55 yuan atau 7 dollar AS per pemohon sejak Mei 2000 sampai Oktober 2004 sehingga terkumpul pemasukan dari penerimaan biaya kawat itu sebesar 10.275.684,85 yuan dan 9.613 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com