Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heritage Travel: Mudik ke Asal Muasal Anda

Kompas.com - 30/09/2008, 15:05 WIB

Mumpung lagi musim mudik, travel tips kali ini topiknya tentang heritage travel. Heritage travel merupakan perjalanan ke suatu kawasan, tempat, atau situs bersejarah yang berkaitan dengan asal-usul si pejalan.

Mudik sejatinya juga adalah tindakan kembali ke asal. Semua orang pernah mudik karena kita semua berasal dari suatu tempat. Entah dulu nenek moyang, orang tua, atau bahkan kita sendiri mengarungi lautan atau hanya melintasi batas wilayah daratan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Kembali ke heritage travel. Sekarang ini, semakin banyak traveler menemukan akar dari garis darah mereka melalui heritage travel. Perjalanan jenis ini menggabungkan kegairahan, relaksasi, kaitan antara liburan dengan pendidikan sejarah. Namun ini bukan pelajaran sejarah biasa, dimana Anda akan tertidur setelah memasuki bab kedua. Ketika subyek pelajarannya adalah tentang sejarah keluarga Anda, Anda akan merasa nikmat dan nyaman duduk di deretan terdepan.

Saat menemukan kembali akar keluarga melalui heritage travel, Anda bisa terharu, terutama bila latar belakang budaya Anda berbeda dengan pasangan Anda. Berbagi heritage dengan pasangan baru atau dengan anak-anak dapat membuat semakin banyak orang melewatkan kesenangan di taman-taman hiburan dunia dan berlayar menuju tanah nenek moyang mereka.

Beragam wajah heritage tourism

Heritage tourism adalah perjalanan untuk menikmati tempat, monumen atau museum dan relikwi yang bercerita tentang orang, budaya maupun ras. Ceritanya seringkali mewakili gambaran masa silam atau menjelajahi perjalanan yang melelahkan dari terbentuknya kesadaran nasional sejak masih berbentuk primordial awal hingga terbentuknya negara moderen seperti sekarang. Melalui cerita itu, travelers memahami cara pandang nenek moyang mereka, simbol-simbol di artefak dan segala potongan yang membentuk identitas budaya mereka.

Namun heritage travel bukan hanya soal menemukan akar keturunan seseorang. Sering kali, itu juga merupakan perjalanan ke masa yang baru saja berlalu untuk mengalami kejadian-kejadian yang membentuk lingkungan sekitar kita sekarang.

Di Indonesia, perjalanan semacam ini mungkin belum populer. Di Amerika Serikat (AS) heritage travel amat populer. Para travelers mencari ikon sejarah yang tampak jelas -tempat terjadinya peperangan, tempat terjadinya protes hak-hak sipil- yang penting dalam pembangunan suatu bangsa.

Negara-negara bagian di AS menangkap peluang adanya heritage travel yang semakin populer itu. Banyak negara bagian telah membuat program turisme cultural heritage yang didisain untuk mempromosikan situs-situs tertentu dan monumen di negara bagian tersebut. Data terakhir, ada lebih dari 74,000 area bersejarah, taman nasional, dan landmark yang berkaitan dengan heritage travel yang telah diidentifikasi untuk kemudian dipreservasi dan kemudian siap untuk dikunjungi di negara itu.

Heritage travel trennya mulai mendunia. Banyak negara di dunia telah membuat situs heritage mereka sebagai prioritas. Karena heritage tourism menggunakan aset nasional -sejarah, budaya dan sumber daya alam- yang sudah ada, negara-negara itu menyadari bahwa dengan mengembangkan yang sudah ada akan memberikan potensi keuntungan ketimbang harus menciptakan sesuatu yang baru untuk menarik turis. Kebijakan itu berjalan baik untuk situs-situs tersebut, karena prestise yang muncul sehubungan dengan rencana nasional meningkatkan nilai situs tersebut sebagai sumber budaya yang berharga, sehingga menjamin restorasi dan preservasi yang dibutuhkan agar situs-situs itu dapat dinikmati terus oleh generasi-generasi mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com