Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah! Handphone Pejabat BIN Bisa Dipakai Sopir

Kompas.com - 23/09/2008, 10:03 WIB

Laporan Wartawan Kompas.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, SELASA - Sopir mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Purwopranjono, Suradi mengaku ia kerap menggunakan handphone pribadi majikannya, jika ditinggal Muchdi di dalam mobil.

Lebih dari 5 kali ia menggunakannya. Biasanya, menurut Suradi, handphone ditinggal jika Muchdi tengah main golf atau rapat. Hal itu diungkapkan Suradi saat bersaksi dalam sidang kasus pembunuhan Munir dengan terdakwa Muchdi, di PN Jakarta Selatan, Selasa (23/9). "Handphone ditinggal di mobil. Saya pun pernah menggunakan untuk menelepon staf TU Deputi V," kata Suradi.

Menurut Suradi, ia menelepon kantor untuk memberitahukan keberadaan Muchdi dan aktivitas yang tengah dilakukannya. Tak hanya menggunakan, jika telepon berdering dan sang majikan masih beraktivitas, Suradi juga berinisiatif mengangkatnya. "Ya, saya mengangkat juga kalau ada telepon. Saya kasih tahu, Bapak (Muchdi) sedang ngapain," ujar Suradi yang menjadi sopir Muchdi sejak tahun 2000 hingga saat ini.

Selain dirinya, ujar Suradi, rekan Muchdi yang lain juga kerap menggunakan handphone tersebut, termasuk mantan Deputi V.1 Budi Santoso. Namun, ia tak ingat berapa kali Budi menggunakan handphone tersebut.

Saat ditanya, apakah ia mengetahui ada telepon masuk atau telepon keluar atas nama Pollycarpus, Suradi mengatakan tidak pernah mengetahuinya.

Sebelumnya, dua staf TU Deputi V, Zondhy dan Arifin Rahman juga memberikan kesaksian serupa pada persidangan sebelumnya. Keduanya mengatakan, bahwa bosnya itu biasa menitipkan handphone kepada stafnya.

Para saksi ini dihadirkan untuk mengungkap hubungan antara Pollycarpus dan Muchdi. Berdasarkan catatan hubungan telepon, ada 47 kali percakapan antara nomor telepon Polly dan Muchdi. Namun, Muchdi selalu membantah bahwa ia mengenal Polly. Ia berdalih, handphone pribadinya bisa digunakan siapa saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com