Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sifat Bayi, Sudah dari "Sananya?"

Kompas.com - 13/09/2008, 17:44 WIB

Kalau kita perhatikan, ada bayi yang selalu terlihat senang dan suka tertawa, pokoknya selalu happy. Tapi ada juga balita yang sangat moody, kadang ia gembira, tapi tiba-tiba berubah pemarah. Apakah sifat bayi memang sudah dari "sananya?". Mungkinkah bayi terlahir dengan bakat untuk bahagia atau tidak bahagia?

Lisa Eliot, penulis buku What's Going on in There? How the Brain and Mind Develop in the First Five Years of Life, menekankan bahwa rasa bahagia pada bayi dan balita dipengaruhi oleh mood-nya, ketimbang keturunan. Hal lain yang memengaruhi happy tidaknya anak adalah karakter alamiahnya, misalnya apakah dia pesimistis atau optimis, pemalu atau pemberani. Banyak juga penelitian yang membuktikan bahwa temperamen bayi, emosi dasar dan cara bergaulnya, sudah terpola di otaknya.

Jadi, bila si kecil mudah marah dan gelisah, apakah ia akan tumbuh jadi remaja yang kurang bahagia? Tidak sepenuhnya benar, kata Eliot. "Ingatlah bahwa perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan. Meski temperamen dipengaruhi oleh lingkungan, tapi bukan berarti itu akan permanen," jelas Eliot. Temperamen dibentuk oleh pengalaman dan itu bisa menjadi kepribadian seseorang kelak.

Sifat atau kepribadian anak dikendalikan oleh bagian depan otak. Pada bagian ini, menurut para ahli, sumber emosi positif dan negatif. Kita mengalami perasaan bahagia di bagian otak kiri depan, dan perasaan buruk di bagian kanan. Bila seseorang merasa bahagia maka akan tampak peningkatan aktifitas otak di bagian kiri.

Selain dikendalikan oleh otak, Eliot menekankan bahwa hubungan antara anak dengan orangtuanya adalah hal yang tak kalah penting untuk menstimulasi bagian otak tadi. Jadi, Anda masih punya banyak kesempatan untuk membentuk kepribadian dan sifat-sifatnya dengan cara melimpahinya dengan cinta dan kasih sayang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com