MAKASSAR, JUMAT - Pedagang kaki lima (PKL) yang menjual gorengan di Makassar, Sulawesi Selatan, banyak meraup keuntungan di awal bulan Ramadan ini.
Seorang pedagang asal Toraja, Dani, yang menjual gorengan ayam semacam produk Kentucky Fried Chicken yang mangkal di jalan Abdullah Daeng Sirua Makassar, Jumat, menyatakan meraih keuntungan besar di bulan Ramadan ini karena omset penjualannya meningkat dibanding sebelumnya.
Menurut Dani, sebelum Ramadan, ia biasa memotong ayam enam ekor per hari tetapi memasuki bulan puasa ini memotong delapan sampai 10 ekor per hari. "Selama masuk puasa ini, ayam yang saya potong setiap hari meningkat dari enam ekor menjadi 10 ekor," katanya.
Untuk menyiasati kenaikan harga ayam, minyak dan bumbu dapur, ia terpaksa membeli ayam yang agak kecil."Saya membeli ayam yang agak kecil, supaya harganya dapat dijangkau masyarakat karena besar kecilnya ayam cara potong tetap dan harganya tidak dinaikkan," katanya.
Harga untuk dada dijual Rp4.500/potong, paha atas Rp4.500/potong, paha bawah Rp4.000/potong, sayap Rp3.000/potong, leher Rp1.500/potong dan hati Rp2.500.
Bisnis ini telah digelutinya selama enam tahun dan dalam bulan Ramadan ini keuntungan yang diraihnya meningkat lebih 15 persen dari hari biasa, ujarnya tanpa mau menyebut angka pasti.
Tahun ini omzet penjualan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya karena harga kebutuhan pokok melambung akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga masyarakat semakin selektif dalam membeli keperluan sehari-hari, kata Dani.
Sementara itu, Supriyadi seorang penjual gorengan lainnya asal Jember, Jawa Timur, yang berjualan di Jalan Urip Sumoharjo Makassar mengatakan, di bulan Ramadan ini dapat meraup keuntungan sampai Rp600.000/hari.
Keuntungan itu didapat dari empat gerobak miliknya yang ada di jalan Abdullah Daeng Sirua, Perumnas Antang, Jalan Leimena dan di jalan Urip Sumoharjo Makassar. Gorengan yang dijual mulai dari ayam goreng ala kentucky Fried Chicken, tempe, tahu, bakwan dan pisang molen.