Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi yang Hasilkan Uang

Kompas.com - 02/09/2008, 08:59 WIB

MEMULAI usaha bisa diawali dari hobi. Seperti halnya Anas (32) yang memulai bisnis tanaman hiasnya dari sekedar hobi dan berkembang hingga sekarang. Tiga tahun lalu, Anas dan tiga temannya membuka nursery Joglo Flora di kawasan Joglo, Kembangan, Jakarta. Nursery Anas fokus mengembangkan tanaman mawar gurun atau adenium. Namun, sebagai stok Anas juga menyediakan tanaman hias pendukung lainnya. Adenium, menurut Anas, merupakan tanaman yang gampang dibudidayakan.

Dengan modal awal sekitar Rp 2-3 juta, kini dengan luas lahan 3.500 meter Anas mampu meraup untung puluhan juta tiap bulannya. Perawatan adenium juga terbilang mudah. Adenium membutuhkan cahaya matahari langsung minimal 5 jam perhari dan dapat hidup antara suhu 5-52 derajat celcius.

Penyiraman dilakukan setiap hari jika musim kemarau tiba, dan saat musim hujan intensitas penyiraman dikurangi. Pemupukan juga mudah dilakukan dengan pupuk kandang, humus atau kompos yang ditambahkan pada permukaan media tanam setiap 1 bulan sekali. Untuk tambahan nutrisi, Anas memberi pupuk kimia buatan pabrik yang bersifat slow release (tidak mudah larut) seperti Dekastar, Magamp, Osmocote setiap 3 atau 6 bulan sekali.

Disamping itu, Setiap sebulan sekali ditambahkan hormon pertumbuhan seperti Atonik, Dekamon, dan sebagainya dengan cara disemprotkan ke sekujur tanaman· Sedangkan untuk media tanam, Anas menggunakan pasir Malang, arang,dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1. Media tanam diganti setiap tahun sekali. Karena budidaya dan perawatan yang mudah, Anas mengakui, kini makin banyak penggemar adenium di pasar.

Kompetitor yang menjual adenium juga bertambah banyak dan persaingan meningkat. Untuk menarik minat pembeli, Anas terus melakukan inovasi pada tanamannya. Ujarnya, "Kalau monoton pembeli juga jarang. Makanya saya buat yang lain". Saat ini Anas sedang mengembangkan adenium bunga ukuran bonsai dari adenium arabicum dan Somalense.

Menurutnya, adenium jenis ini membutuhkan perawatan yang lebih ekstra. Umumnya, bonggol adenium yang dijual pedagang tidak menggembung dan berbentuk unik. Adenium jenis ini sering digunakan sebagai batang bawah. "Adenium arabicum penampilannya eksotis karena batangnya besar dan percabangan banyak," tutur Anas.

Keistimewaan tanaman yang berjuluk queen of thousand flower ini adalah rajin berbunga. Bunganya berwarna putih dengan pinggiran merah muda dan corong putih. Namun tanaman ini sulit di perbanyak. Ukuran bunga mencapai sekitar 4-8,5 centi meter. Sedangkan Somalense merupakan species yang lain. Berasal dari Somalia Selatan sampai daerah di Kenya dan Tanzania. Di Somalia dan beberapa area di Kenya , tanaman ini merupakan tanaman hingga ukuran 15 kaki dengan bonggol batang berukuran sangat besar.Tetapi didaerah lain cenderung menyemak menyerupai obesum. Bunganya berukuran lebih kecil dibanding bunga adenium arabicum.

Anas mulai memasarkan adeniumnya ketika memasuki usia sekitar 6 bulan. Untuk tanaman adenium yang masih bayi, dijual dengan harga rata-rata Rp 200.000. Setelah memasuki usia 1-2 tahun, harga adenium dijual dengan harga Rp 800.000-Rp 12 juta. Semakin unik tanaman, semakin mahal pula harganya.

Selain itu, Adenium yang cacat atau memiliki kelainan justru semakin mahal harganya. Pasalnya adenium yang cacat memiliki fisik yang berbeda dengan lainnya dan membuat harganya melonjak. "Barusan saja saya menjual adenium cacat black dengan batang yang berwarna hitam dengan harga Rp 2 juta," kata Anas. Saat ini Anas sedang bersiap menjajaki pasar mancanegara. "Masa kita terus yang impor dari luar negeri. Padahal kita juga mampu untuk eksport ke luar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com