JAKARTA, SELASA - Budidaya perikanan di sebagian wilayah Indonesia terkena imbas cuaca dingin di Australia. Temperatur air pada sejumlah tambak di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, dan Sumbawa menurun sehingga berdampak pada melambatnya pertumbuhan ikan dan udang.
Ketua Asosiasi Pengusaha Coldstorage Indonesia (APCI) Regional Jawa Timur Johan Suryadarma, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/8), mengemukakan, potensi pasar ekspor produk budidaya semakin terbuka pasca pencabutan hambatan ekspor atas produk perikanan Indonesia oleh Komisi Uni Eropa sejak Juni.
Kemudahan ekspor itu di antaranya terlihat dari tidak adanya pemeriksaan terhadap produk-produk perikanan budidaya oleh negara-negara eks portir asal Eropa. Pemeriksaan saat ini hanya dilakukan pada produk perikanan tangkap, seperti ikan tuna dan ikan pedang.
Akan tetapi, hal itu tidak didukung oleh peningkatan pasokan. Sebagian usaha budidaya perikanan air tawar kini terganggu oleh cuaca dingin di belahan benua Australia. Temperatur air di tambak yang dalam kondisi normal berkisar 25-26 derajat celcius kini turun menjadi di bawah 25 derajat celcius.
Pengaruh musim dingin sejak Juli 2008 yang berdampak pada turunnya temperatur air mengakibatkan konsumsi pakan ikan cenderung menurun. Beberapa jenis ikan budidaya mengalami pertumbuhan yang lambat, di antaranya ikan nila, lele, dan udang vannamei.
Ia memberi contoh, hasil panen ikan bandeng dengan masa budidaya enam bulan yang biasanya berukuran 3-4 ekor per kilogram (kg), kini menjadi 5-6 ekor per kg. Ukuran itu menyebabkan produk bandeng tidak sesuai dengan permintaan ekspor.
Menurut Johan, sebagian petambak sudah mengantisipasi pelambatan pertumbuhan ikan dengan mengulur masa panen. Akan tetapi, perpanjangan waktu budidaya itu menyebabkan kenaikan biaya produksi dan harga jual produk hingga 20 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.