Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Matahari Terbenam di Lalos

Kompas.com - 16/08/2008, 08:37 WIB

Keindahan pantai di Tolitoli memang belum setenar Pantai Kuta di Bali atau Pantai Bira di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Namun, keindahan ini memikat hati wisatawan mancanegara. Tahun 2007 saja setidaknya tiga kali pantai-pantai di Tolitoli dikunjungi rombongan wisatawan dari Belanda, Filipina, dan beberapa negara lain.

”Rombongan ini masuk ke Tolitoli menggunakan kapal pesiar. Rombongan wisatawan ini melakukan perjalanan laut mulai dari Manado, Gorontalo, Tolitoli, Palu, dan ke Majene, Sulawesi Barat. Mereka mengagumi keindahan pantai ini, apalagi dengan matahari terbenamnya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tolitoli Hasan Daeng Manipi.

Selebihnya, pengunjung pantai di Tolitoli adalah wisatawan lokal warga setempat dan warga dari kabupaten tetangga. Dari Palu, perjalanan menuju Tolitoli bisa ditempuh dengan dua cara, melalui darat dan udara. Melalui udara, perjalanan menggunakan pesawat perintis dengan waktu tempuh 45 menit dengan jadwal penerbangan dua kali sepekan.

Adapun perjalanan darat, terutama melalui pantai timur, kendati cukup jauh—sekitar 12 jam mengendarai mobil—sebenarnya mengasyikkan. Palu-Tolitoli akan melalui Kabupaten Parigi Moutong. Ini artinya akan melewati pesisir Teluk Tomini.

Perjalanan juga akan menempuh pendakian dan penurunan di Pegunungan Tinombala. Kendati ada bagian jalan di Tinombala yang rusak, hal itu tidak mengurangi dan mengganggu keindahan sepanjang jalan. Kabut di antara pepohonan, udara segar, dan pemandangan lembah yang luas nan hijau, perkebunan cengkeh, adalah keindahan yang bisa dinikmati dalam perjalanan menembus Gunung Tinombala.

Masih terkendala

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tolitoli Hasan Daeng Manipi mengakui, betapapun kaya potensi keindahan yang dimiliki Tolitoli, tetap saja banyak kendala di sana-sini dalam mengembangkan dan menjualnya.

Selain fasilitas yang masih terbatas, jarak tempuh yang bagi sebagian orang dinilai masih jauh, promosi juga masih sangat terbatas. Dengan anggaran untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang tahun 2007 ini hanya Rp 1 miliar, pembenahan dan promosi sekaligus menjadi lambat.

”Terlebih pengelola biro perjalanan di Palu juga kurang membantu mempromosikan Tolitoli. Padahal, kalau mau dipromosikan, selain pantai, Tolitoli juga punya beberapa pulau dan kebun cengkeh yang sangat luas yang bisa menarik wisatawan,” kata Hasan.

Dari sarana atau fasilitas penunjang, hotel dan penginapan di Tolitoli masih terbatas, tak sampai 20. Itu pun belum ada hotel berbintang. Soal perjalanan darat yang memakan waktu, menurut Hasan, bagi wisatawan berjiwa petualang, perjalanan itu justru akan lebih menantang dan menjadi nilai lebih tersendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com