Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Harimau, 500 Warga Minta Pindah

Kompas.com - 27/07/2008, 18:55 WIB

BANDARLAMPUNG, MINGGU - Sekitar 500-an warga yang tinggal di perkampungan di dalam hutan (enclave) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), di Pengekahan, Pekon Way Haru, Kecamatan Belimbing Bengkunat, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) minta dipindahkan. Alasannya, tempat mereka berdekatan dengan hutan tempat pelepasliaran harimau sumatera asal Aceh.
    
"Mereka sebenarnya sejak lama ingin direlokasi ke tempat lain, dengan tetap memiliki lahan untuk tempat tinggal maupun bertani dan berladang seperti sebelumnya namun pada lokasi yang lebih aman dan akses transportasi lebih baik," kata Bupati Lambar, Mukhlis Basri, di Bandarlampung, Minggu (27/7).
    
Karena itu, lanjut Mukhlis, Pemda Kabupaten Lambar telah mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri Kehutanan MS Kaban untuk dapat menyediakan lahan pengganti milik Departemen Kehutanan (Dephut) yang masih dalam lokasi hutan TNBBS tapi berjauhan dengan tempat tinggal sebelumnya serta jauh dari hutan tempat dua harimau telah dilepasliarkan Selasa (22/7) lalu.
    
Menurut Mukhlis, lahan yang sekarang masih didiami oleh penduduk di kawasan Tampang Belimbing (Tambling) itu sekitar 1.200 hektar, dan jika disetujui Dephut juga harus memberikan lahan dengan luas yang sama.
    
Menurut Mukhlis, relokasi penduduk itu juga dimaksudkan agar mereka tidak diganggu atau mengganggu keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sebanyak dua ekor yang baru dilepasliarkan--dari lima ekor harimau dan satu ekor buaya dibawa (translokasi) dari hutan di Aceh Selatan ke Lampung itu--yang saat ini berada di kawasan dekat tempat tinggal mereka.
    
Di kawasan hutan di TNBBS itu terdapat dua perkampungan di dalam hutan (enclave) yang telah dihuni warga sejak tahun 1940-an, yaitu enclave Pengekahan dan Bandar Dalam.
    
Di Dusun Pengekahan, Pekon (Desa) Way Haru, Kecamatan Bengkunat Belimbing dalam areal hutan TNBBS itu, tinggal sedikitnya 164 keluarga (500 jiwa) yang belum dipindahkan.
    
Bupati Lambar itu juga mengharapkan dukungan pihak ketiga (swasta) serta masyarakat di sana maupun LSM, untuk dapat mendorong menyegerakan pemindahan (relokasi) warga di sekitar areal pelepasliaran harimau asal Aceh itu.
    
Harapannya adalah masyarakat yang dipindahkan kehidupannya menjadi lebih aman, nyaman dan lebih baik, serta keberadaan harimau maupun satwa liar serta hutan di sekitarnya juga tetap tidak terusik dan menjadi lestari terlindungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com