Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Konvensi, Golkar Bisa Pecah

Kompas.com - 26/07/2008, 15:54 WIB

BANDUNG, SABTU - Inisiatif Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar (DPD PG) pengajuan nama calon pemilihan umum atau pemilu 2009 secara mandiri terjadi akibat tidak adanya konvensi dalam PG. Hal itu dikhawatirkan akan memecah suara PG dalam pemilu 2008.

Menurut Kader PG sekaligus Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, di Bandung, Sabtu (26/7), kejadian di DPD DI Yogyakarta dikatakan hanya awal. Bukan tidak mungkin, hal itu akan memicu timbulnya keinginan DPD lain mengajukan calon untuk pemilu 2009.

"Saya harap Dewan Pimpinan P usat segera melakukan koordinasi dengan DPD. Seharusnya ada pembicaraan memuaskan guna menyelesaikan hal ini. Jangan biarkan hal ini berlarut-larut dan memengaruhi persiapan pemilu 2009," katanya.

Fadel juga mengatakan agar DPP memerhatikan suara DPD, terutama tentang figur calon yang akan diusung. Jangan sampai, kesalahan memilih figur dalam beberapa pemilihan kepala daerah terulang dalam pemilu 2009. Figur bukan hanya dikenal masyarakat tapi juga bisa mempersatukan partai. Beberapa nama yang dianggap pantas dijadikan calon seperti Jusuf Kalla, Muladi, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Selain itu, Fadel mengharapkan keinginan beberapa DPD melakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) ditahan hingga pemilu 2009 selesai. Fadel mengatakan hal itu tidak perlu dilakukan terburu-buru. Sangat berbahaya bila Munaslub dilakukan sebelum pemilu 2009. Imbasnya menimbulkan perpecahan dalam tubuh PG.

Sementara itu, menanggapi ada namanya dalam 18 calon wakil presiden mendampingi Megawati, Fadel belum mengatakan siap atau tidak. Meski mengatakan lebih menikmati kerja di daerah, Fadel mengatakan siap menerima tugas dalam bentuk apapun.

"Semua tugas bagi saya adalah pengabdian. Saya memang pernah diundang untuk menjadi pembicara oleh beberapa partai besar seperti Partai Amanat Nasional dan PDIP. Namun, hanya sebatas berbagi pengalaman di Gorontalo, " katanya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com