Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saifullah Yusuf Mudah Membuat orang Akrab

Kompas.com - 08/07/2008, 13:38 WIB

Laporan wartawan Kompas Nina Susilo

SEHARIAN bersama Saifullah Yusuf, calon wakil gubernur Jawa Timur dari Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat, dengan kegiatan sangat padat memang melelahkan. Namun, lelaki kelahiran Pasuruan pada 28 Januari 1964 itu membuat harinya tetap santai dan penuh canda tawa.

Sabtu pagi di pertengahan April lalu, sekitar pukul  07.00. Sepagi itu Saifullah Yusuf bersama rombongan berkunjung ke rumah seorang kerabat. Tentunya, ia perlu menyambangi, setidaknya mengingatkan bahwa jangan sampai suara kerabat itu beralih ke pasangan calon selain Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa).

Saifullah yang kerap dipanggil Gus Ipul itu melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Darus Syifa di Jombang. Di pondok dengan santri lanjut usia itu, sekitar 60 orang sedang mendengarkan ceramah KH Abdullah Choliq. Melihat Saifullah yang juga Ketua Yayasan Darus Syifa tiba sekitar pukul 11.00, KH Choliq meneruskan ceramah dengan promosi calon pemimpin Jawa Timur yang masih muda ini.

"Sekarang orang cenderung memilih calon yang masih muda seperti di Jawa Barat. Ini Saifullah Yusuf yang maju sebagai calon wakil gubernur, masih muda dan kemarin narik becak di Kediri. Jadi nyoblos sing wonten brengose, ojo lali," tutur KH Choliq. Sehari sebelumnya, Saifullah memang menemui warga Kediri, mentraktir warga sekitar makan pecel di warung tepi jalan dan mencoba mengayuh becak.

Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu duduk di kursi dan memperkenalkan diri kepada para santri. Ibu mertuanya mendengarkan bersama para santri. Sembari bercerita, seperti biasa Gus Ipul menyelingi dengan canda. Tawa terkekek-kekek khas Gus Ipul sesekali terdengar.

Secara jujur ia mengakui, kala itu adalah pertama kali dirinya berbicara di depan santri Ponpes Darus Syifa kendati menjabat sebagai ketua yayasan. Menurut Gus Ipul, almarhum ayahnya, Ahmad Yusuf  Cholil, mengajaknya mendirikan ponpes untuk lansia bila ada rezeki berlebih. Sebab, sekarang ini sudah banyak ponpes untuk santri berusia belia, sebaliknya dengan santri usia lanjut nyaris tidak ada.

Traktir makan

Dari Ponpes Darus Syifa, perjalanan dilanjutkan ke Nganjuk. Mobil Lexus LX 450 bernomor polisi B 2700 VM yang dikemudikan Faisal, sopir andalan Gus Ipul, melaju. Di Kecamatan Prambon, Nganjuk, seorang pentolan GP Ansor Nganjuk mengarahkan mobil menuju Pondok Pesantren Isyhar, lokasi pertemuan berikutnya dengan kader Ansor Nganjuk dan majelis wakil cabang NU.

Melihat pondok yang masih lengang, sadarlah Gus Ipul bahwa mereka tiba terlalu awal. "Wah, ini sih belum mulai. Ayo kita balik dulu," ujarnya sambil nyengir. Di perjalanan, tanpa direncanakan sebelumnya, ia meminta mobil berhenti di dekat warung. Warga sekitar disapa dan disalami sambil menikmati minuman ringan, kopi, atau bakso.

Hal serupa dilakukannya di beberapa titik. Sambil makan-minum, Gus Ipul berdialog dengan warga terutama soal pilkada dan calon yang dikenal. Seperti biasa, ia kembali mentraktir makan para warga yang ditemuinya itu. Kontan, warga pun tidak mau menyia-nyiakan, langsung ambil jatah.

Soal bayar-membayar, manajer tim pemenangan Gus Ipul, Mujtahidur Ridho alias Edo, yang punya bagian untuk menyelesaikan. "Kegiatan tidak selalu terencana, banyak yang seperti ini. Tetapi, dengan begini bisa dirasakan langsung kedekatan dengan masyarakat," tutur Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Pagar Nusa itu.

Kesulitannya, ketika di tengah perjalanan bertemu warga yang menyadari adanya calon wakil gubernur, permintaan untuk liwetan -semacam kenduri di kampung- segera disampaikan. Tukang becak pun segera meminta kaus dan uang dari si calon wakil gubernur. Gus Ipul biasanya tidak bisa menolak.

Hal serupa terjadi saat pertemuan dengan kader NU dan Ansor Nganjuk. Rencana pengadaan tanah untuk keperluan Ansor tingkat kecamatan diharapkan dibantu calon wakil gubernur. Tetapi rupanya, Gus Ipul tak kalah gesit. Ia mendorong kader Ansor untuk mengusahakan tanah secara bersama-sama.

Gayanya yang bebas itu membuat perhentian bisa dilakukan mendadak di mana saja, sekalipun di rumah warga. Itu dilakukan walau sekadar untuk bersalaman, berkenalan, dan memberikan kalender atau stiker pasangan Karsa.

Gaya Gus Ipul yang santai dan ramah memudahkan semua orang untuk langsung akrab. Dia tidak segan merangkul orang-orang yang baru dikenalnya, seakan teman yang lama tak bersua. Tak ketinggalan senyum lebar khasnya ketika bertemu warga atau menyosialisasikan diri kepada kader NU dan badan-badan otonomnya. Suasana pertemuan itu tampaknya begitu akrab.

Siaran di radio

Dari Nganjuk, perjalanan dilanjutkan ke Trenggalek. Selesai check in di sebuah hotel dan mandi, Gus Ipul bertemu dengan kader NU dan Ansor di Pondok Pesantren Darul Huda, Gandusari. Sebelumnya, ia menyempatkan mengunjungi Ponpes Darun Najah dan memperkenalkan diri kepada pengasuh, KH Ibnu Mubarok.

Acara silaturahim dengan para kader itu berlangsung sekitar pukul 20.00-23.00. Suasananya santai saja. Makan malam dilakukan bersama-sama di rumah kiai. Lepas dari Ponpes Darul Huda, Gus Ipul segera ke Stasiun Radio Kamajaya dan suaranya mengudara. Hal sama dilakukan saat berkunjung ke kabupaten/kota lainnya. Banyak perempuan yang menelepon dan menanyakan rencana pasangan Karsa bila terpilih menjadi Kepala Daerah Jatim. Gus Ipul menanggapi semua penanya dengan hangat.

Sekitar pukul 23.30 siaran pun usai. Namun, kegiatan Gus Ipul belum rampung. Dia masih menemui beberapa wartawan. Lepas tengah malam, ia beranjak ke Alun-alun Trenggalek. Dia mengecek panggung yang akan digunakan untuk acara jalan sehat Minggu pagi. Sambil membeli tahu goreng petis, tidak lupa ia ngobrol dengan penjual tahu. Suasananya tetap hangat. Alun-alun makin gelap, ketika ia kembali ke hotel.


KOMPAS Jawa Timur, Jumat, 27-06-2008. Halaman D

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com