Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Hisjam, Kontraktor di Lahan Politik

Kompas.com - 05/07/2008, 15:27 WIB

Laporan wartawan Kompas Kris R Mada

PERTENGAHAN April 2008, jam menunjukkan pukul 01.30 saat Ridwan Hisjam menuntaskan pertemuan dengan salah satu anggota DPRD Jawa Timur di Ridwan Hisjam (RH) Center di sekitar HR Muhammad. Dalam waktu 30 menit, Toyota Alphard membawanya kembali ke rumahnya di kawasan Jemursari, Surabaya.

Mobil berharga Rp 450 juta itu pula yang membawanya ke IAIN Sunan Ampel Surabaya pada pukul 08.30. Di kampus itu ia menghadiri diskusi bersama Saifullah Yusuf, calon wakil gubernur dari PAN-Partai Demokrat. Diskusi itu tuntas pukul 11.15. Setelah menemui beberapa orang dan diajak berfoto, Ridwan kembali menaiki Alphard itu."Saya mau ke (kawasan) Ampel, ada janji di sana," ujar mantan Ketua DPD Golkar Jawa Timur itu.

Di dalam mobil itu ia membuka bekal yang telah disiapkan istrinya. Bekal berbungkus kertas itu berisi nasi dengan telur dan sambal daging."Saya biasa makan dalam perjalanan seperti ini. Jarang ada waktu khusus untuk berhenti dan makan. Kalau berhenti ya bertemu orang," ungkap ayah lima anak ini.

Suami Siti Nurainiyah itu jarang makan pagi. Pria yang baru merayakan ulang tahun ke-50 itu berusaha menjaga berat badannya agar tidak bertambah."Biar sudah begitu, badan saya masih besar begini," ujar pria paling besar dibandingkan dengan empat calon wakil gubernur lainnya ini.

Selepas makan, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur periode 2004-2009 itu menelepon beberapa stafnya yang menaiki mobil lain. Kakek dua cucu tersebut mengoordinasi ulang rencana perjalanan hari itu. Ada beberapa pertemuan harus dihadirinya di Surabaya, Pasuruan, dan Jember."Sudah lama, saya sekaligus berkantor di mobil," ungkapnya.

Gara-gara itu ia selalu memiliki mobil berkapasitas besar sekaligus nyaman. Sebelum Alphard, ia membeli mobil berukuran sama dari kelas lebih rendah."Saya beli (mobil) ini bukan karena alasan kemewahan. Di dalam mobil ini saya bekerja. Wajar kalau mencari tempat nyaman untuk bekerja," tutur pengusaha bidang konstruksi ini.

Tak hanya mobil, kenyamanan diwujudkannya dengan mengajak seorang pemijat, Jalal. Pemuda asal Kediri itu sigap melemaskan otot-otot Ridwan setiap kali politisi itu kembali menaiki mobilnya.

Bertemu anak

Selain harus berkantor di mobil, tidak jarang ia baru sampai rumah selepas tengah malam. Padahal, sering mantan anggota DPR periode 1999-2004 itu meninggalkan rumahnya di kawasan Jemursari pada pagi hari."Sejak dulu saya rutin berkunjung ke berbagai desa di Jawa Timur. Jadi kunjungan-kunjungan ini bukan menjelang pemilihan gubernur saja," ujar komisaris pada beberapa perusahaan ini.

    Dengan ritme kerja seperti itu, ia tidak menampik jarang bertemu keluarga. Akan tetapi, itu bukan alasan untuk bisa membina hubungan baik dengan anak."Kalau libur saya sediakan waktu untuk keluarga. Kadang makan bersama di luar atau jalan-jalan keluar Surabaya kalau ada waktu," tutur Ketua Komite Organisasi DPP Kadin ini.

Sejak beberapa tahun lalu, ia rutin mengajak keluarganya umrah setahun sekali. Dengan umrah, keluarga Ridwan bisa wisata sekaligus beribadah."Alhamdulillah anak-anak saya baik-baik, secara moral dan akademis, meski saya jarang bisa bertemu," ucapnya.

Setidaknya, salah seorang putranya tengah menyelesaikan kuliah di Jerman. Satu lagi tengah menyelesaikan pendidikan sebagai calon dokter di Surabaya. Sementara dua putrinya sudah mapan."Anak saya paling kecil masih SD. Saya menekankan pada diri sendiri, harus sukses memimpin keluarga kalau mau sukses memimpin masyarakat," tutur alumnus ITS ini.

Kerja sama dengan istrinya ikut menentukan sukses di keluarganya. Ridwan mengaku beruntung istrinya mantan aktivis. Dengan begitu, keturunan bangsawan Sumenep itu bisa memahami kesibukan Ridwan baik sebagai politisi dan pengusaha."Istri saya paham sejak muda saya aktivis," ujarnya.

Mulai usia 40 tahun

Sebagai aktivis, ia tahu tidak mudah baginya untuk menjadi pegawai. Karena itu ia menjadi pengusaha."Sebelum berumur 35 tahun, saya sudah membangun ratusan rumah sederhana di Surabaya. Itu jalan saya berkenalan dengan Pak Akbar Tandjung," tuturnya.

Pertengahan 1990-an, Akbar masih menjadi Menteri Perumahan Rakyat yang membuatnya kenal dengan pengusaha bidang perumahan. Karena pernah aktif di organisasi mahasiswa yang sama, Akbar mengajak Ridwan terjun ke politik praktis secara resmi.

"Saya benar-benar merasakan pepatah hidup dimulai pada usia 40 tahun. Saya memulai hidup baru sebagai politisi di ranah praktik pada usia 40 tahun. Kebetulan pada waktu itu bisnis agak goyang menjelang krisis 1998," tuturnya.

Saat Akbar memimpin Golkar, Ridwan diajak mengurus DPD Jawa Timur sejak 1999 hingga 2005."Saya memimpin Golkar dalam masa terberat. Saya harus memikirkan bagaimana mempertahankan partai di tengah tekanan pembubaran yang luar biasa dari masyarakat," tuturnya.

Meskipun demikian, tetap saja ia bisa membawa Golkar meraih 15 kursi di DPRD Jatim pada Pemilu 2004. Sayang tidak lama setelah Pemilu 2004, ia digusur dari kursi Ketua DPD Golkar Jatim. "Saat memutuskan maju (sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur, saya mencoba lewat Golkar dulu. Tetapi, mekanisme partai tidak memungkinkan sehingga saya harus lewat partai lain," ujarnya.

Kebiasaan berkunjung selama menjadi Ketua DPD Golkar Jatim itu membuatnya kenal dengan banyak orang. Sebagian pengurus Golkar di kabupaten/kota dinyatakan masih setia dengan dirinya."Di Jember ini saya bertemu dengan orang yang resminya pengurus Golkar setempat," ujarnya.

Di Jember, ia menemui ulama dan tokoh masyarakat setempat. Janji temu dengan mereka meleset beberapa jam dari jadwal semula. Salah satu sebabnya, rombongan Ridwan tersasar saat mencari tempat pertemuan di Pasuruan.

Pertemuan di Jember baru mulai pukul 19.15. Jam kembali menunjukkan pukul 00.20 saat Ridwan meninggalkan Jember. Malam itu juga ia harus menuju ke Malang. Ada pengajian harus dihadirinya di Gondang Legi, Malang, pada pukul 05.30."Saya terbiasa tidur beberapa jam saja dalam sehari. Kadang sebagian besar waktu istirahat saya habiskan di mobil," ujarnya sembari menikmati pijatan Jalal.


KOMPAS Jawa Timur, Selasa, 24-06-2008. Halaman D

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com