Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah, Perempuan Lembut Setangguh Lelaki

Kompas.com - 04/07/2008, 15:07 WIB

Pukul 08.00, rombongan berangkat ke Asrama Putri Attanwir di Sampang. Sekitar 200 santriwati duduk diam di kursi yang sudah dijajarkan menghadap kursi tempat Khofifah, Nyai Makkiyah As'ad, dan pengasuh pondok.

Untuk mencairkan suasana, Khofifah menceritakan berkah kecerdasan yang diperoleh kedua putranya dari KH Fanan Hasib, pengasuh Ponpes Attanwir. "Kedua anak saya waktu kecil pernah digendong oleh Kiai Fanan," tuturnya.

Dari Ponpes Attanwir, Khofifah dan rombongan sempat mengunjungi KH Fanan Hasib di kediamannya sebelum melanjutkan perjalanan ke Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Sampang. Nyai Hasyim Muzadi, Nyai Farida Salahuddin Wahid, Nyai Makkiyah, serta Nyai Fawaid As'ad mengawal ke mana pun Khofifah beranjak. Bahkan Nyai Zuairiyah Imam Buchori dari Bangkalan juga menyertai.

Dari Kantor DPW PPP Sampang, rombongan mengunjungi Nyai Karimah di Ponpes Al Furjaniyah, Kecamatan Camplong, Sampang. Sebelum tengah hari, Khofifah dan rombongan tiba di Pondok Pesantren Nazhatut Thulab di Kecamatan Camplong, Sampang.

Telepon diblokir

Rupanya kekacauan kecil terjadi hari itu. Sebab, telepon genggam Khofifah diblokir sehingga tidak bisa melakukan panggilan keluar karena tagihan bulan itu belum dibayar. Para asistennya mengakui lalai. Untung, masih ada satu telepon genggam lain yang masih bisa digunakan Khofifah. Tetapi Khofifah tidak marah. Dia hanya mengatakan, "Waduh, iki lupa dibayar, enggak bisa nelepon rek."

Zulfa menceritakan, gaji Khofifah memang dikelola para asisten dan sebagian besar tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Karenanya, pembayaran tagihan telepon juga tidak ditangani sendiri oleh Khofifah.

Sore sampai malam, kunjungan demi kunjungan terus dilakukan. Tidak ada jeda sedikit pun. Hari biasanya baru berakhir sekitar tengah malam atau bahkan dini hari. Kesempatan merebahkan lelah hanya ada ketika berada dalam perjalanan di mobil KIA Travelo sewaan.

Karenanya sebuah bantal besar untuk memberi sedikit rasa nyaman disiapkan di mobil. Apalagi waktu istirahat Khofifah baru akan dimulai selepas pukul 24.00, ketika hari mulai beranjak esok. Karena itu, jelas saja tim suksesnya terkagum-kagum dan mengatakan, "Kegiatannya luar biasa, enggak ada hentinya. Lelaki juga kalah."  Lisa yang juga pernah menjadi sekretaris Khofifah mengatakan hal serupa. "Ibu memang selalu seperti ini. Waktu jadi menteri dan kunjungan ke daerah tidak mungkin hanya satu kegiatan. Pasti sekaligus banyak, ibu tidak mau tanggung-tanggung," katanya.

Kendati demikian, istirahat di mobil jarang dimanfaatkan Khofifah. Ada saja tim sukses atau pendukung yang menelepon atau ditelepon. Koordinasi dilakukan sepanjang perjalanan. Komunikasi dengan suaminya, Indar Parawansa, juga terus dilakukan melalui hubungan telepon. Saat petang menjelang, dia menyapa putra-putrinya, masih melalui hubungan telepon.

Khofifah sangat terbuka dalam bergaul dengan siapa pun. Tiada kepura-puraan membuat sosok perempuan tangguh dan cerdas ini mendapat hati di masyarakat Jatim maupun kader Muslimat Nahdlatul Ulama yang dipimpinnya sejak tahun 2000.


KOMPAS Jawa Timur, Selasa, 17-06-2008. Halaman D

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com