Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Angket DPR Harus Buka Tabir Permainan Utama Komoditas Migas

Kompas.com - 30/06/2008, 21:37 WIB

JAKARTA, SENIN-Dunia usaha terus mendorong agar hak angket yang dijalankan di DPR dalam waktu dekat ini harus bisa membuka tabir berapa sebenarnya ongkos produksi yang dikeluarkan dan berapa besar penerimaan yang menjadi hak negara dari pengelolaan minyak dan gas dari hulu hingga hilir.

Hal itu disampaikan Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kadin Bambang Soesatyo kepada Kompas di Jakarta, Senin (30/6) siang.  Seperti diketahui, pengunaan hak angket ini membuka peluang DPR memanggil dan mendengarkan penjelasan berbagai pihak, termasuk dari pengusaha yang selama ini menjadi pemain utama bagi pengadaaan komoditas BBM dalam negeri, ujar Bambang.

Menurut Bambang, dengan keuntungan miliran dollar AS dari lonjakan harga minyak mentah dunia, DPR juga diingatkan agar tidak tergoda. Sebab, para pemain impor itu pasti berusaha keras melumpuhkan proses pelaksanaan hak angket untuk mengamankan kepentingan mereka yang selama ini terlindungi berkat kolusi dan nepotisme.

Ketika hak angket mulai menyelidiki mafia perminyakan, mau tak mau DPR ahrus memanggil memenita penejlasan dari penghusaha yang menjadi pemain utama dalam pengadaaan dan distribusi BBM dalam negeri. Sudah lama disinyalir bahwa di pasar BBM dalam negeri hanya dikenal dua nama yang besratutus pemain besar. "Yang satu memainkan peran sangat dominan dalam impor BBM untuk kebeutuhan distriubusai dalam negeri. Karena itu, DPR harus memanggil dua pemain besar itu," jelas Bambang.

Bambang meminta agar DPR mewaspadai sebab, sejak pekan lalu, para pemain besar sudah mengerahkan orang-orangnya untuk melakukan pendekatan pada sejumlah juru lobi. Para juru lobi itu yang nantinya bergerilya di DPR untuk melumpuhkan hak angket. (HAR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com