Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universalisme Sepak Bola

Kompas.com - 24/06/2008, 06:07 WIB

Menurut Kornejev, sepak bola Rusia telah kehilangan satu generasi pemain. Soalnya, sepak bola mereka banyak dikuasai pemain asing. Tahun 2006, misalnya, Spartak Moskwa pernah hanya memainkan dua pemain Rusia di lapangan. Dalam situasi ini, pemain Rusia yang berusia 18-22 tahun hampir tak mempunyai kesempatan untuk berkembang.

Hiddink membuat master plan, di tahun-tahun mendatang pemain asing harus dikurangi. Tahun 2010, setiap klub direncanakan hanya boleh mempunyai empat pemain asing. Pendeknya, ia berusaha agar sepak bola Rusia kembali memiliki wajah Rusia sendiri.

Rencana ini mendapat sambutan positif. Bahkan, mantan Presiden Vladimir Putin juga ikut menyokongnya. Klub-klub setempat dibenahi dan diperkuat. Salah satu contohnya adalah klub Zenit St Petersburg. Gasprom Company, perusahaan yang menguasai 85 persen produksi gas alam nasional, sanggup menjadi tulang punggung finansial bagi klub yang diasuh oleh Pelatih Belanda Dick Advocaat itu. Upaya itu sudah memetik hasil: Zenit keluar sebagai juara Piala UEFA tahun ini.

”Akan datang waktunya, pemain-pemain hebat Rusia tidak akan merumput lagi di Italia, Inggris, atau Prancis, tetapi di Rusia sendiri,” kata Advocaat meramal. Ramalan ini berarti, klub-klub sepak bola Rusia akan makin otonom. Liga yang otonom pasti juga akan memberikan sumbangan besar bagi kokohnya kesebelasan nasional.

Tidak usah menunggu nanti, sekarang pun liga sepak bola Rusia sudah memberi sumbangan yang amat berarti bagi kesebelasan nasional. Hampir semua pemain Rusia untuk Piala Eropa kali ini datang dari klub-klub setempat sendiri.

”Lihatlah nama-nama pemain Rusia dan lihatlah pula klub asalnya. Siapa yang berpengalaman main di Liga Champions? Dibandingkan dengan pemain Belanda, kami bukan apa-apanya,” kata Hiddink sebelum pertandingan melawan Belanda.

Ternyata anak-anak Hiddink bermain jauh lebih baik daripada Belanda. Di samping mengetengahkan power football, mereka juga memainkan bola dengan enteng dan lincah. Mereka membangun rantai pertahanan yang tak tergoyahkan, mampu merebut permainan di lapangan tengah, dan cepat mementahkan serangan lawan. Lebih dari itu, mereka bermain dengan amat gembira.

Semua itu adalah permainan yang asli Belanda. Maka ada yang bilang: jika Belanda berkaca, mereka akan melihat Rusia. Ya, Hiddink adalah pelatih Belanda. Pasti ia telah memfotokopi permainan Belanda bagi Rusia. Ternyata fotokopi ini malah lebih baik dari aslinya.

Sindhunata, wartawan pecinta sepakbola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com