Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Daya Hidup dalam Krisis

Kompas.com - 22/06/2008, 03:00 WIB
Editor

Tiba-tiba mereka terpukul karena Fabio Cannavaro cedera. ”Kami kehilangan pemimpin di lapangan,” kata Daniele De Rossi. Memang kehadiran Cannavaro amatlah vital. Dia tidak hanya pembela pertahanan yang tangguh, tetapi juga dirigen yang mengarahkan permainan.

Itulah krisis pertama yang mendatangi Italia. Berikutnya datang lagi krisis, ketika oleh Belanda prestasi kejayaan mereka dicoret dari sejarah dan mereka dilumat 0-3. Kemudian Italia bermain dengan amat pas-pasan ketika ditahan imbang Romania, 1-1.

Syukurlah akhirnya krisis itu tiba. Hal ini karena krisis tersebut justru memberi daya hidup bagi mereka. ”Kekalahan membuat kita kuat”, itulah dogma sepak bola Italia, yang terus diajarkan Pelatih Italia Roberto Donadoni setelah Italia terbenam dalam krisis. Dogma itu ternyata benar. Italia mengirim Perancis ke jurang kehancuran, 2-0.

”Ini semuanya hanya permulaan,” kata bek Gianluca Zambrotta. Artinya, baru sekarang Italia menunjukkan siapa sebenarnya mereka. Dan bagi fans Italia, mereka adalah juara dunia. Maka, jalan ke arah juara pun mulai kelihatan rata. Luca Toni mengatakan, Italia telah memperoleh kembali roh kejuaraan dunia 2006. ”Kita kembali hadir, dan sekarang kita pun akan melewati sampai jalan ini berakhir,” ujarnya. Akhir jalan itu jelas: final di Vienna, 29 Juni nanti.

Kiranya duel di Vienna nanti memang tidak mudah bagi Spanyol. Namun jika tidak menang sekarang, lalu kapan lagi? Spanyol adalah negara dengan klub-klub raksasa bola, seperti Real Madrid dan Barcelona. Namun 44 tahun lamanya, sejak Piala Eropa 1964, Spanyol belum pernah meraih juara apa pun. Malah sejak 1984, mereka belum pernah lolos dari perempat final pada kancah internasional.

”Kita mesti melupakan masa lalu,” kata Pelatih Spanyol Luis Aragones. Memang, kalau tidak, mereka akan terjerat takdir yang tidak pernah menjadikan mereka juara. ”Inilah saat datangnya kebenaran,” kata Xabi Alonso.

Toh Alonso sempat berkata, ”Italia selalu mempunyai problem pada babak awal, tetapi kemudian mereka selalu menjadi lebih baik.” Tampak Alonso masih juga diliputi keraguan. Ia seakan belum sepenuhnya yakin bahwa kesebelasannya bisa melawan takdir sejarah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke