Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras: Muchdi PR-Polly Kayak Orang Pacaran

Kompas.com - 19/06/2008, 21:28 WIB

JAKARTA, KAMIS - Terpidana kasus pembunuhan aktivis HAM Pollycarpus Budihari Priyanto pernah menyatakan bahwa ia tak mengenal Muchdi Purwoprandjono, mantan Deputi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) bidang Penggalangan. Akan tetapi, menurut Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), catatan pertemuan dan intensitas telepon keduanya menunjukkan telah terjalin hubungan yang demikian dekatnya antara Polly dan Muchdi.

"Sejauh yang kita terima info dari polisi, Muchdi dianggap menyuruh Polly. Pertemuan antara keduanya, hubungan telepon sebanyak 41 kali menunjukkan adanya komunikasi yang sangat kuat di antara mereka," ujar Kepala Biro Sosial Politik Kontras, Edwin Partogi, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/6) malam.

Hubungan komunikasi tersebut, kata Edwin, berlangsung sebelum hingga pascameninggalnya Munir. "Hubungan telepon 41 kali itu kan menunjukkan ada hubungan personal yang sangat dekat. Kalau saya memakai analisa orang berpacaran, ini menunjukkan adanya tingkat kebutuhan kedua pihak untuk merencanakan, melaksanakan dan mengakhiri rencana mereka," kata Edwin.

Setelah Muchdi tertangkap, Kontras akan terus mendorong pihak kepolisian untuk melanjutkannya ke Kejaksaan dan segera membawa Muchdi ke pengadilan. Dari keterangan yang diberikan Muchdi, diharapkan bisa membongkar konspirasi atas meninggalknya Munir. Yakinkah Kontras, Muchdi akan mau buka mulut tentang operasi besar tersebut? "Ya memang harus kerja keras, tapi kan tidak sebatas pengakuan Muchdi. Polisi juga sudah punya bukti lainnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com