Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Mahal, Petani di Malang Mulai Oplos Pupuk

Kompas.com - 16/06/2008, 19:57 WIB

MALANG, SENIN -  Semakin langka dan mahalnya harga pupuk urea, menyebabkan petani melakukan segala cara untuk menyikapi kondisi tersebut. Salah satunya dengan mengoplos pupuk yang diyakini kasiatnya tidak jauh berbeda dengan urea.

Nur (40), petani asal Desa Wiroto Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Senin (16/6) mengatakan bahwa sudah selama tiga bulan ini ia kesulitan mencari pupuk urea. Sudah kira-kira tiga bulan ini urea sulit dicari. Di beberapa toko persediaannya kosong. Kalaupun ada, harus mencari agar jauh dan harganya cukup mahal, tuturnya di Malang.

Untuk urea kelas satu, Nur mengatakan sebelumnya harganya Rp 90.000-95.000 per sak (per 50 kilogram). Namun kini harganya bisa mencapai Rp 110.000 per sak.

Mahalnya harga pupuk itu kadang tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh. Kini banyak sekali hama utamanya tikus yang merusak tanaman, tutur Nur.

Menyikapi hal itu, Nur mengatakan sudah beberapa waktu ini ia memupuk tanaman sayurnya (kubis), dengan oplosan pupuk KCL dan TSP.

Pupuk urea tujuannya menyuburkan tanah dan membuat tanaman berke mbang bagus. Untuk oplosan KCL dan TSP ini setidaknya bisa juga menggemburkan tanah meski hasilnya tidak sebagus urea. Namun setidaknya oplosan pupuk ini jauh lebih murah daripada urea yang sudah mahal juga sangat langka, ujar Nur. Untuk pupuk KCL, harganya Rp 90.000 per sak, sedangkan pupuk TSP seharga Rp 2000 per kilogram.

Kesulitan mencari pupuk urea juga diakui Nurmali (38), petani padi di Desa Bokor Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Beberapa waktu ini pupuk urea sulit dicari. Harganya juga cepat sekali naik. Jika per sak dahulu Rp 85.000, maka terus naik hingga sampai Rp 95.000-Rp 100.000. "Itu pun saya mencarinya harus ke tempat yang agak jauh," ujar Nurmali.

Nurmali menuturkan bahwa kini kenaikan harga pupuk bukan hanya pada urea, namun juga pupuk NPK yang naik dari Rp 275.000 per sak menjadi Rp 450.000 per sak, dan sebagainya.

Semakin mahalnya pupuk ini membuat petani susah. Sebab sudah biaya menanam mahal, nanti hasilnya tidak sesuai karena ada hama tikus. Jika sepetak sawahnya sawah normalnya bisa menghasilkan padi sekitar 3 ton, namun karena diserang hama, bisa saja jumlahnya menurun hingga setengahnya, ujarnya.

Kebutuhan pupuk bersubsidi di Kabupaten Malang selama tahun 2008 berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Timur untuk jenis urea dite tapkan sebanyak 49.592 ton. Dari jumlah kebutuhan tersebut, Kabupaten Malang mendapatkan alokasi pupuk urea sesuai kebutuhannya atau 49.592 ton. Jumlah tersebut lebih kecil dari alokasi tahun 2007 yaitu sebanyak 50.325 ton.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com